Berwisata Religi Seru Di Unaizah

UNAIZAH salah satu destinasi wisata sejarah Islam yang harus dikunjungi. Di sana dapat mengenang sejarah pra-Islam pada zamannya. Dilansir Saudi Tourism

Agar Siapapun Menyukai Anda Setiap Saat

APAKAH CIRI BAWAAN dan Sifat pribadi yang membangkitkan rasa suka dalam diri kita sulit di pahami?

Kenapa Orang Ketagihan Sosial Media

dibawah ini, berapa hal yang kamu lakukan?

50 Persen Remaja di 13 Kota Melakukan Seks Bebas

REPUBLIKA.CO.ID,MAGELANG--Dokter Ryan Thamrin atau yang lebih dikenal sebagai dr. Oz mengungkapkan, hampir 50 persen remaja di 13 kota pernah melakukan hubungan seksual di luar pernikahan.

5 Makanan Yang Membuat Anda Tampak Tua

Metrotvnews.com: Kamu adalah apa yang kamu makan. Demikian slogan yang sering kita dengar.

Friday 24 January 2014

Kemunafikan ; • Suatu Usaha Menghargai Kepribadian Anda

Unsur terpenting dalam kebahagiaan dan watak tertinggi yang dapat dirasakan manusia adalah kesempurnaan. Permata rohani yang bernilai ini memberikan kebesaran dan kemurnian kepada kehidupan. dan membimbing manusia ke puncak kemuliaan dan keluhuran. Semua manusia secara manusiawi sama. Namun mereka berbeda dalam kemampuan untuk bernalar dan berpikir. Kebiasaan- kebiasaan rohani dan watak-watak perilaku manusia juga berbeda. Watak-watak seorang individu adalah semua yang membedakan individu-individu satu dengan lainnya dan ia menetapkan kemampuan dan kedudukan sosial setiap orang. Di samping itu. watak manusia secara langsung mempengaruhi kita lebih daripada faktor lainnya. Manusia ditempatkan di alam semesta ini untuk berusaha mengembangkan berbagai kemampuannya dan memperluas wawasan berpikir dan kesadarannya yang riil; sehingga akan meningkatkan pengetahuannya dan memperkuat ruhnya untuk mencapai kesempurnaan. Dengan kata lain, manusia berada di dunia ini untuk membekali diri guna memenuhi berbagai tugas khususnya. Dengan mengingat hal ini, adalah tanggung jawab setiap individu untuk membangun suatu kepribadian yang sehat dan jujur, dan berbuat di atas jalan kebahagiaan. Seorang pekerja keras yang bekerja pada jalan ini lebih menyadari makna keberhasilan yang sesungguhnya. Tidak ada yang mampu memberinya kekuatan untuk terjun ke dasar lautan lebih daripada kepribadian yang sehat. Menurut Schopenhaure: Semua watak dan kebiasaan ikut ambil bagian dalam menentukan masa depan manusia, dan setiap pemikiran dan perasaan sangat mempengaruhi watak dan kebiasaan ini. Terutama akhlak dan tingkah laku setiap orang secara terus menerus berubah menuju kesempurnaan, atau sebaliknya. Langkah pertama dalam mengembangkan dan menyempurnakan kepribadian adalah mempelajari cara-cara menggali daya dan kemampuan tersembunyi di dalam diri, dan mempersiapkan diri untuk menghilangkan segala faktor yang dapat menimbulkan berbagai problema dalam jalan kesempurnaan. Maka manusia pun dapat mensucikan dirinya dari segala kerendahan. Jika seseorang tidak mampu menghargai diri sendiri, ia tidak akan pernah mampu membawa kehidupan kepadanya, ia juga tidak akan pernah mampu menciptakan segala perubahan yang bermanfaat baginya. Kata-kata dan tindakan tidak memiliki nilai yang riil kecuali bila ia berangkat dari kedalaman eksistensinya sendiri. Kata- kata mengejawantahkan cerapan pikiran. Ketika kata-kata bertentangan dengan tindakan, ucapan-ucapan ini keluar dari kepribadian yang tidak stabil dan mengakibatkan kehancuran diri individu tersebut.

Monday 20 January 2014

Dusta Dilarang Agama

Secara eksplisit Al-Quran mengkategorikan para pendusta

sebagai orang-orang kafir:

"Hanya mereka yang berdusta yang tidak percaya

kepada firman-firman Allah, dan inilah para

pendusta"

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa orang-orang beriman

tidak menjadikan dirinya sebagai limbah kepalsuan.

Rasulullah Saw. menyatakan:

Ikutilah kebenaran, karena kebenaran membimbing

ke Surga. Sesungguhnya manusia itu selalu berkata

benar dan mencarinya hingga ia dicatat sebagai

orang yang benar di sisi Allah. Dan hindarilah

kebatilan, karena kebatilan membimbing ke neraka,

Manusia selalu berdusta hingga ia dicatat sebagai

seorang pendusta di sisi Allah.

Di antara ciri-ciri pendusta adalah bahwa mereka hanya

percaya setelah benar-benar sangat terdesak. Rasulullah

Saw. berkata:

Sesungguhnya orang-orang yang paling sering

dipercayai manusia adalah yang paling sering

berkata benar; dan orang-orang yang paling ragu

adalah orang-orang yang paling sering berdusta".

Dr. Samuel Smiles menulis:

Beberapa orang menganggap bahwa watak mereka

yang rendah itu wajar dibandingkan dengan watak-
watak lainnya, sedangkan sebenarnya kita tahu

bahwa manusia adalah cerminan dari tingkah laku

mereka masing-masing. Oleh karenanya, baik dan

buruk yang kita lihat pada diri orang lain tidak lain

kecuali suatu cerminan dari apa yang ada dalam

kesadaran kita.

Orang-orang yang memiliki keberanian atau keteguhan hati

dengan akhlak dan tingkah Laku yang baik tidak dapat

menerima kebatilan, mereka juga tidak ingin dikotori oleh

kotoran semacam ini. Para pendusta itu menderita gangguan

mental yang selaju menjauhkan diri mereka dari berkata

benar. Orang-orang yang terpaksa berdusta dalam hari

kecilnya merasa lemah dan hina, karena dusta berada di

muka orang-orang yang lemah dan pengecut.

Sebagaimana dikutip, Imam Ali a.s. mengatakan:

jika kemanunggalan wujud (entity) itu terwujud,

sesungguhnya kebenaran akan berdiri bersama

keberanian; kekecutan akan berdiri bersama dusta.

Dr. Raymond Peach berkata:

Dusta adalah senjata pertahanan terbaik dari orang

yang lemah dan jalan tercepat untuk menghindari

bahaya. Dalam banyak hal dusta merupakan suatu

reaksi terhadap kelemahan dan kegagalan. Jika anda

bertanya kepada seorang anak, 'Apakah kamu

menyentuh gula-gula ini?' atau 'Apakah kamu yang

memecahkan vas bunga ini?' Jika si anak mengetahui

bahwa dengan mengakui kesalahan ia akan terkena

hukuman, maka nalurinya berkata padanya untuk

menyangkalnya.

Imam Ali a.s. menyatakan tentang berbagai manfaat yang

jelas dari kebenaran, dalam suatu riwayat yang jelas:

Orang yang berkata benar memperoleh tiga hal:

kepercayaan, kecintaan dan martabat (dari orang

lain). Janganlah disesatkan oleh shalat dan puasa

mereka, karena seseorang bisa saja kuat dalam

shalat dan puasa sehingga jika ia akan

meninggalkannya, ia merasa kesepian. Sebaiknya,

cobalah mereka ketika hendak berkata benar dan

memenuhi kepercayaan (amanah).

Berkenaan dengan ini Imam Ali a.s. berkata:

Dusta adalah sifat yang paling buruk.

Dr. Samuel Smiles menulis:

Di antara semua watak yang lemah. dusta adalah

sifat yang paling buruk dan paling menjijikkan.

Adalah penting bila manusia bercita-cita untuk

menjadi benar dan jujur di seluruh tahap-tahap

kehidupannya, dan bagaimana pun hal ini tidak

meninggalkan maksud atau tujuan lainnya. Islam

melandaskan semua proses perilaku dan koreksi

pada iman dan menjadikannya sebagai dasar bagi

kebahagiaan manusia.

Akhlak tanpa iman laksana sebuah istana yang dibangun di

atas lumpur atau es. Atau sebagaimana pakar lainnya

menjelaskan:

Akhlak tanpa iman laksana benih yang ditanam di

atas batu atau di antara dedurian, pada akhirnya ia

layu dan mati. Jika sifat-sifat mulia tidak dimotivasi

oleh iman, ia laksana panen yang mati di dekat orang

yang hidup.

Agama menguasai hati dan pikiran sekaligus! Ia adalah arena

dalam membawa keharmonisan kepada mereka. Perasaan-

perasaan keagamaan mengurangi berbagai keinginan materi

dan membangun sebuah tembok yang tidak dapat dilalui di

antara iman dan kerendahan. Orang-orang yang mantap

dengan keyakinannya selalu menetapkan berbagai tujuan

dan perasaan dengan tenang.

"Sesungguhnya dengan mengingat Allah hati merasa

tenang."

Islam menetapkan watak manusia sesuai dengan tingkat

keyakinan dan sifat-sifat baiknya, dan lslam secara gigih

berjuang untuk menguatkan kedua faktor ini. Misalnya, Islam

telah menjadikan iman sebagai suatu jaminan bagi

keabsahan pernyataan-pernyataan seseorang ketika ia

mengangkat sumpah. Menurut hukum lslam, dalam keadaan-
keadaan tertentu sumpah seorang Muslim dapat merupakan

bukti, sehingga ia dianggap menentukan dalam

menyelesaikan perselisihan. Islam juga telah menjadikan

kesaksian (syahadah) manusia sebagai cara untuk

membuktikan hak-haknya.

Jadi, jika dusta tampak dalam bentuk rasa takut yang sangat -

dalam segala hal yang tersebut di atas- maka jelaslah

seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan akibat perilaku

semacam ini.

Dalam Al-Quran dusta dianggap sebagai dosa yang tidak

dapat diampuni.

"Dan tidak pernah menerima kesaksian dari mereka".

Dasar dari besarnya dosa berdusta secara jelas berhubungan

dengan seberapa banyak kerusakan yang timbul karena dosa

semacam ini. Maka dari itu, karena dusta di bawah sumpah

dan kesaksian itu lebih merusak, hukuman bagi dosa ini pun

lebih keras.

Dusta adalah suatu perbuatan yang mengarah kepada segala

sifat jahat lainnya.

Imam Hasan Al-Askari a.s. berkata:

Semua sifat dengki ditempatkan di dalam sebuah

rumah dan kunci untuk rumah ini adalah dusta.

Untuk menjelaskan apa yang Imam Al-Askari a.s. katakan,

kami bawa perhatian anda kepada riwayat Nabi berikut ini.

Seorang lelaki datang kepada Rasulullah Saw. dan meminta

beberapa nasehat kepada beliau. Nabi Saw. menjawab:

"Jauhilah dusta dan lengkapilah dirimu dengan

kebenaran (amanah)."

Lelaki itu, si pelaku berbagai macam dosa, mengikrarkan janji

untuk tidak pernah lagi melakukan pelanggaran lainnya.

Sebenarnya, orang yang bersahabat dengan orang yang jujur

dan terbiasa berlaku benar, baik secara lisan maupun

tindakan, akan hidup bebas dari kesedihan dan deprivasi,

pikiran dan rohani mereka akan bercahaya dengan

keyakinan, mereka jauh dari kegoncangan dan ketakutan,

dan dari pemikiran yang kabur.

Renungan sesaat tentang akibat berdusta, apakah yang

berhubungan dengan agama atau pendapatan materi, akan

memberikan suatu hikmah yang sangat bernilai bagi siapa

saja yang ingin sekali membina kehidupan yang mulia dan

luhur. Dampak-dampak dari berdusta tidak lain kecuali

cambukan-cambukan peringatan.

Sifat amanah hanya dapat dicapai di bawah bayang-bayang

akhlak dan keyakinan. Sehingga ketika syarat-syarat ini tak

terpenuhi, kebahagiaan manusia tidak akan memiliki suatu

kesempatan untuk tetap hidup.


di Ambil dari ebook
PSIKOLOGI ISLAM

Membangun Kembali Moral Generasi Muda

 karya Sayyid Mujtaba Musavi Lari

Sunday 19 January 2014

Mudarat-mudarat Berdusta

Banyaknya manfaat dari kejujuran sebanyak mudarat yang

ada pada kedustaan. Jujur adalah salah satu sifat yang paling

indah, dan dusta adalah salah satu sifat yang paling buruk.

Lidah menerjemahkan perasaan-perasaan batin manusia

keluar, oleh karena itu jika dusta itu berangkat dari dengki

dan atau benci, maka ini merupakan salah satu tanda yang

berbahaya dari amarah, dan jika dusta itu berangkat dari

kebakhilan atau kebiasaan, maka sesungguhnya sifat ini

berasal dari pengaruh-pengaruh nafsu manusia yang

membara.

Jika lidah manusia telah teracuni oleh dusta, kotorannya akan

tampak padanya, dampak-dampaknya adalah seperti angin

musim gugur yang menghembus daun-daun pepohonan.

Dusta memadamkan cahaya eksistensi manusia dan

menyalakan api khianat dalam dada. Dusta juga memiliki

pengaruh yang menakjubkan dalam menghancurkan ikatan

persatuan dan keharmonisan di antara manusia serta

mengembangkan kemunafikan. Sebenarnya, penyebab besar

menyangkut kesesatan bersumber dari pernyataan-
pernyataan batil dan kata-kata yang kosong. Bagi manusia

yang memiliki niat-niat jahat. dusta merupakan pintu yang

terbuka untuk mencapai tujuan-tujuan pribadinya dengan

menyembunyikan fakta-fakta di balik kata-kata magisnya,

dan kemudian menerkam orang-orang yang tidak berdosa

dengan dusta-dusta yang beracun.

Para pendusta tidak mempunyai waktu untuk berpikir atau

merenung. Jarang sekali mereka berpikir untuk mengambil

kesimpulan-kesimpulan, mereka menyatakan bahwa "tidak

akan pernah ada orang yang membongkar rahasia-rahasia

mereka". Di dalam kata-kata mereka kita temukan banyak

kesalahan dan kontradiksi, mereka akan terus diliputi oleh

rasa malu, kegagalan dan aib. Oleh karena itu benarlah jika

dikatakan bahwa "para pendusta itu mempunyai kenangan-
kenangan yang buruk"

Salah satu faktor yang mengembangkan sifat benci yang

meracuni akhlak masyarakat adalah ungkapan:

Dusta yang bersifat membangun itu lebih baik

daripada kebenaran yang menyakitkan.

Ungkapan ini telah menjadi selubung untuk menutupi sifat

tersebut dan banyak orang yang terpaksa mengambil jalan ini

untuk membenarkan dusta-dusta mereka. Orang-orang ini

jahil tentang dalil dan hukum berkenaan dengan persoalan

itu. Islam dan akal memerintahkan bahwa jika jiwa, martabat

seorang Muslim, atau hak miliknya yang penting terancam,

adalah wajib untuk mempertahankannya dengan segala cara

yang mungkin, termasuk dusta. Ada sebuah pepatah yang

sah yang mengatakan, "berbagai kebutuhan menghalalkan

yang diharamkan". Dusta seperlunya (necessary lying)

memiliki batasan-batasan, ia harus berhenti di perbatasan

keperluan. Jika manusia memperluas lingkaran

"kepembangunan" (constructiveness) untuk melibatkan

dambaan dan nafsu-nafsunya, tidak akan ada dusta tanpa

sesuatu kebutuhan di baliknya Dalam hal ini salah seorang

ulama besar mengatakan.

Ada alasan bagi segala sesuatu. Adalah mungkin bagi

kita untuk membuat-buat faktor dan alasan-alasan

atas segala tindakan kita. Bahkan para kriminal

profesional pun mempunyai alasan bagi kejahatan-
kejahatannya. Oleh karena itu, ada berbagai manfaat

dan kebutuhan bagi setiap dusta yang dibuat.

Dengan kata lain, setiap dusta yang diucapkan itu

mempunyai suatu maksud, dan si pendusta itu baik

jika ia tidak memperoleh apa-apa dari dustanya

sehingga tidak ada alasan untuk menyembunyikan

fakta. Ini berangkat dari kenyataan bahwa adalah

fitrah manusia dalam memandang segalanya yang

mungkin bermanfaat baginya itu baik. Jika manusia

berprasangka bahwa kepentingan-kepentingan

pribadinya mungkin terancam oleh kebenaran atau

kejujuran atau membayangkan ada kebaikan di

dalam dusta, maka dia akan berdusta tanpa adanya

keraguan, karena ia melihat kejahatan di dalam

kebenaran dan kebaikan di dalam dusta.

Sudah semestinya kita mengetahui fakta bahwa berdusta itu

merupakan suatu kejahatan besar.

Kebebasan berbicara lebih penting daripada kebebasan

berpikir, karana jika seseorang membuat suatu kesalahan

ketika melaksanakan kebebasannya untuk berpikir, hanya

orang itu saja yang dirugikan. Di lain pihak, ketika

melaksanakan kebebasan berbicara, kesejahteraan

masyarakat berada dalam bahaya. Manfaat dan mudarat

kebebasan berbicara mempengaruhi seluruh lapisan

masyarakat.

Al-Ghozali telah berkata:

Lidah adalah anugerah yang bermanfaat. la adalah

makhluk yang lembut, dengan tidak menghiraukan

ukurannya yang kecil ia melaksanakan tugas yang

sangat penting ketika ia ingin taat dalam keadaan

tidak taat. Baik kafir maupun beriman,

terejawantahkan melalui lidah, dan ia adalah ibadah

atau keingkaran yang penghabisan.

Kemudian beliau menambahkan:

Hanya orang-orang yang dapat menahan lidahnya

demi agama, yang mampu menghindari kejahatan.

Orang-orang ini tidak pernah membebaskan lidahnya

kecuali bija bermanfaat bagi kehidupan, iman dan

tempat istirahat mereka yang kekal,

(Abu Hamid Al-Ghazali, Kimiya-e Sa'adat)

Adalah penting melarang berdusta dan menganjurkan

kebenaran di depan anak-anak, sehingga sifat jahat ini tidak

memasuki hati mereka. Anak-anak belajar bagaimana

berbuat dan berbicara lewat keluarga dan orang-orang

sekeliling mereka. Oleh karena itu, jika dusta dan atau

menentang kebenaran merasuk ke dalam lingkungan

keluarga, anak-anak akan terpengaruh dan mereka akan

terjungkir oleh penyakit yang sama.

Morris T. Yash berkata:

Kebiasaan berpikir, berbicara dan berusaha untuk

mendapatkan fakta-fakta hanya dipraktekkan oleh

orang-orang yang dididik olehnya, demikian juga

anak-anak.


di Ambil dari ebook
PSIKOLOGI ISLAM

Membangun Kembali Moral Generasi Muda

 karya Sayyid Mujtaba Musavi Lari

Saturday 18 January 2014

Kedudukan Akhlak dalam Masyarakat

Akhlak merupakan faktor terpenting dalam masyarakat dan

dalam kesempurnaan bangsa-bangsa. Akhlak terlahir sebagai

bagian dari kemanusiaan. Tiada seorang pun menyangkal

peranan vital yang dimainkan oleh akhlak dalam membawa

kedamaian, kebahagiaan dan kesejahteraan rohani manusia;

dan juga tiada seorang pun meragukan manfaat dan

pengaruhnya yang menentukan dalam memperkuat

fundamen-fundamen keterpaduan tingkah laku dan

pemikiran, baik pada pergaulan maupun masyarakat.

Dapatkah anda menemukan orang yang jujur dan benar

mencari kebahagiaan di bawah bayang-bayang

pengkhianatan dan dusta? Akhlak sedemikian pentingnya

sehingga bahkan bangsa-bangsa yang tidak percaya kepada

agama, menghormatinya dan merasakan bahwa akhlak itu

penting bagi mereka untuk ditaati melalui beberapa ajaran

etika agar mampu maju menembus jalan kehidupan yang

berbelit-belit ini. Masyarakat, di mana pun dan dengan

segala macam perilakunya, mempunyai beberapa kesamaan.

Seorang sarjana kenamaan Inggris, Samuel Smiles

mengatakan:

Akhlak adalah salah satu kekuatan yang

menggerakkan dunia ini. Dengan pengertiannya yang

paling baik, akhlak merupakan suatu perwujudan

fitrah manusia pada puncaknya yang tertinggi,

karena akhlak adalah suatu anugerah dari fitrah

manusia untuk kemanusiaan (humanity). Orang-
orang yang unggul dalam segala segi kehidupan

berusaha untuk menarik perhatian manusia kepada

mereka melalui setiap cara yang mulia dan

terhormat. Masyarakat mempercayai orang-orang ini

dan meniru kesempurnaan mereka, karana

masyarakat percaya' bahwa mereka memiliki segala

bakat dari kehidupan ini, dan jika tidak ada eksistensi

orang-orang seperti ini, maka kehidupan tidak akan

bernilai. Jika ciri-ciri genetika yang diwarisi menarik

perhatian dan penghargaan manusia, maka akhlak

menjadikan kepuasan dan kehormatan bagi orang-
orang yang berkelakuan baik. Hal ini karena

perangkat karakteristik yang pertama adalah karya

dari gen-gen, dan perangkat yang kedua adalah hasil

dari pragmatisme dan kekuatan ber pikir, dan ini

meni pakan akal (mind) yang menguasai kita serta

mengatur berbagai urusan kita di sepanjang hidup

kita.

Orang-orang yang telah mencapai puncak

keunggulan dan kebesaran adalah seperti sinar

terang yang membersihkan jalan bagi kemanusiaan

dan membimbing manusia kepada jalan-jalan moral

dan keluhuran. Jika para anggota masyarakat, di

mana saja, kekurangan perilaku yang baik, mereka

tidak akan mampu mencapai keunggulan meskipun

banyak dari hak kebebasan dan hak politik yang

mereka rasakan. Tidaklah penting bagi bangsa-
bangsa untuk memiliki wilayah-wilayah daratan yang

luas agar hidup secara terhormat, karena banyak

bangsa-bangsa dengan populasi besar yang memiliki

wilayah-wilayah' daratan yang luas, tetapi mereka

jauh dari kesempurnaan dan kebesaran. Maka. jika

moralitas suatu bangsa menjadi rusak, pada akhirnya

bangsa itu akan punah.

Semua setuju dengan apa yang telah dikatakan sarjana ini,

namun yang menjadi masalah adalah adanya suatu

perbedaan besar antara mengenal fakta-fakta dengan

bertindak atasnya. Banyak orang yang mengganti perilaku

baik dengan kecenderungan-kecenderungan hewani nya.

Mereka mengganti moralnya yang baik demi nafsu-nafsunya,

seperti gelembung-gelembung yang tampak berkilauan di

atas permukaan air.

Tak syak lagi, manusia telah keluar dari pabrik kehidupan

dengan membawa serta hal-hal yang bertentangan dengan

nalurinya. Kini manusia terus menerus menjadi ajang suatu

perjuangan yang dahsyat antara sifat jahat dan baik. Langkah

pertama untuk menghapus sifat jahat manusia adalah

menanam nafsu-nafsu dan amarahnya dalam medan perang

ini karena mereka adalah penyebab dari kekuatan hewani

manusia, yaitu dengki. Adalah wajib bagi siapa saja yang

berhasrat mencapai kesempurnaan, untuk menjauhi

kemubaziran dan menghindarkan diri dari berbagai

kecenderungan berbahaya yang muncul dari sifat-sifat

semacam ini serta merubahnya menjadi perasaan-perasaan

yang indah dan bermanfaat. Alasan untuk ini adalah bahwa

sebagian besar manfaat manusia berasal dari perasaan ini,

tetapi perasaan semacam ini hanya rampak baik jika ia patuh

kepada perintah-perintah akal.

Menurut seorang psikolog:

Perasaan-perasaan manusia adalah seperti sebuah

kontainer yang memiliki dua serambi. Serambi

pertama menyerang dan yang kedua bertahan. Jika

manusia dapat mengarahkan perasaan-perasaan ber

tahannya agar berada di atas perasaan yang

menyerang, maka ia akan memperoleh kendali atas

eksistensinya dan membimbing perasaan ini

sekehendaknya, tidak sekehendak perasaan

perasaannya.

Orang-orang yang menyeimbangkan kekuatan-
kekuatan batin dengan nafsu-nafsunya dan yang

memiliki cita-cita yang lebih baik dan telah

menciptakan suatu perasaan damai antara pikiran

dan hatinya, tidak syak lagi ia telah menempuh jalan

kebahagiaan di antara berbagai problema kehidupan

dan mengikuti kehendak untuk bebas dari

kelemahan, kegagalan atau kekalahan. Memang

benar bahwa kemampuan manusia telah mencapai

tingkat kegunaan, gerak dan kecepatan yang tinggi

yang memberikan manusia kesempatan untuk

mencapai ke kedalaman lautan dan samudera

dengan menggunakan kekuatan berpikirnya. Namun

apa yang kami amati sekarang kesengsaraan dan

kegundahan yang terus-menerus di jantung

peradaban telah mencapai tingkat seperti mainan di

tangan sang problema dan penderitaan. Kesalahan

ini terjadi karena penyimpangan yang dilakukan dari

jalan yang mulia dan nilai-nilai rohani.

Dr. Roman menulis:

llmu pengetahuan telah maju dalam abad ini terapi

akhlak dan perasaan terap masih primitif. Jika akhlak

dan perasaan maju bersama dengan akal dan pikiran,

maka mungkin kita dapat menyatakan bahwa

manusia telah maju dalam kemanusiaannya juga.

Sesuai dengan hukum-hukum keseimbangan dan persamaan,

nasib suatu peradaban yang kekurangan sifat-sifat mulia akan

menghadapi kerusakan dan kepunahan. Alasan atas berbagai

kesengsaraan dan ketidaksempurnaan yang terjadi di segala

jenis masyarakat adalah suatu fenomena tentang berbagai

kebutuhan manusia akan nilai-nilai moral, yakni nilai-nilai

yang akan mengembangkan ruh kehidupan di dalam daging

peradaban yang sedang sekarat dan memberinya suatu

kekuatan yang memang ia butuhkan.


di Ambil dari ebook
PSIKOLOGI ISLAM

Membangun Kembali Moral Generasi Muda

 karya Sayyid Mujtaba Musavi Lari

Friday 17 January 2014

Sikap Islam Terhadap Sifat Pesimis

Al-Quran secara jelas memasukkan sifat pesimis dan

pemikiran buruk di antara perbuatan dosa yang jahat, dan

memperingatkan kaum Muslimin dari berpikir secara negatif

satu sama lain.

"Hai orang-orang yang beriman! Jauhilah

kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian

dari prasangka itu adalah dosa".

Agama Islam melarang sifat prasangka jika bukti yang

meyakinkan tidak ada. Rasulullah Saw. berkata:

"Seorang Muslim aman dari Muslim yang lain:

darahnya, hartanya dan (dilarang) bagi seorang

Muslim untuk berpikir secara negatif terhadap yang

lain."

(Tirmidzi, Bab 18, Ibnu Majah, Bab 2)

Jadi, karana diharamkan memindahkan harta seseorang

kepada orang lain tanpa bukti yang cukup, diharamkan juga

mencurigai orang dan menuduhnya berbuat jahat sebelum

membuktikan kesalahannya dengan bukti yang meyakinkan.

Amirul Mukminin Ali a.s. berkata:

Tidak dibenarkan menghukum sesuatu yang dapat

dipercaya hanya atas dasar spekulasi.

(Nahjul Balaghah, hal. 174)

Kemudian beliau menjelaskan hal-hal yang mudarat dan

merugikan dari sifat prasangka ketika beliau berkata:

Berhati-hatilah terhadap prasangka, karana

prasangka meruntuhkan ibadah dan membuat dosa

menjadi lebih besar.

(Ghurar Al-Hikam, hal. 154)

Bahkan beliau menggambarkan prasangka baik sebagai sifat

yang menindas.

Berprasangka (kepada pelaku perbuatan baik)

merupakan dosa yang paling buruk dan jenis

penindasan yang paling buruk.

(Ghurar Al-Hikam, hal. 434)

Beliau juga mengatakan bahwa berprasangka kepada orang

yang anda cintai menyebabkan hubungan menjadi lebih

buruk dan pada akhirnya akan memutuskannya. Imam Ali as.

menyatakan:

Barangsiapa yang berlebih-lebihan dalam

berprasangka. tidak meninggalkan kedamaian antara

dia dan yang dicintainya.

(Ghurar Al-Hikam, hal. 698)

Prasangka memiliki dampak yang bertentangan dengan batin

dan tingkah laku orang lain. juga kepada mereka yang

berprasangka. Kadang-kadang sifat prasangka menyeret

orang-orang tersangka dari jalan yang lurus dan

mengarahkan mereka kepada kerusakan dan kerendahan.

Imam Ali a.s. berkata:

Prasangka merusak berbagai urusan dan menghasut

kejahatan.

(Ghurar Al-Hikam, hal. 433)

Dr. Mardin menulis:

Beberapa pemilik usaha mencurigai para

karyawannya mencuri. sebaliknya, hal ini memaksa

tersangka untuk menjadi apa yang mereka

sangkakan. Walaupun prasangka tidak rampak dalam

kata-kata atau perbuatan, ia mempengaruhi batin si

tersangka dan mengarahkannya untuk melakukan

apa yang disangkakan kepadanya.

(Pirozi Fikr)

Mengenai prasangka, Imam Ali a.s. juga menyatakan:

Jauhilah prasangka ketika tidak pantas, karena hal ini

memanggil orang ya.ng sehat kepada sakit; dan

orang yang tidak berdosa kepada keraguan.

(Ghurar Al-Hikam, hal. 152)

Beliau juga menyatakan bahwa orang-orang yang menderita

penyakit prasangka terampas kesehatan jasmani dan

rohaninya:

Orang yang suka berprasangka tidak pernah dapat

ditemukan dalam keadaan sehat.

(Ghurar AI-Hikam, hal. 835)

Dr. Carl menulis mengenai hal ini:

Beberapa kebinasaan, seperti mengeluh dan

mencurigai orang, mengurangi kemampuan

seseorang untuk hidup. Kebiasaan perilaku yang.

negatif ini secara merugikan mempengaruhi orang

tersebut dan juga mempengaruhi kelenjar tubuh. Ia

juga menyebabkan kerusakan praktis pada tubuh.

(Rah Wa Rasm Zindaqi)

Dr. Mardin menambahkan:

Prasangka menghilangkan kesehatan dan

melemahkan kekuatan-kekuatan perilaku. Jiwa-jiwa

yang seimbang tidak pernah mendambakan

kerusakan. Mereka mengharapkan kebaikan di setiap

saat. karena mereka tahu bahwa kebaikan

merupakan kenyataan yang kekal. dan bahwa

kejahatan tidak lain kecuali pekerjaan yang

melemahkan kekuatan kebaikan. Karena kegelapan

merupakan akibat dari kurangnya cahaya. maka

carilah jalan yang terang, karana ia menghapus

kegelapan hati.

(Pirozi Fikr)

Orang-orang yang suka berprasangka merasa takut terhadap

orang lain, sebagaimana dikatakan oleh Imam Ali a.s.:

Barangsiapa yang suka berprasangka merasa takut

kepada siapa saja.

Dr. Farmer mengatakan:

Orang-orang yang .takur berbicara tentang berbagai

gagasan dan sudut pandangnya di muka umum, di

mana justru setiap orang secara terang-terangan

menyatakan berbagai pendapat mereka, dan yang

mencari tempat berlindung di tepi jalan dan di ujung

lorong untuk menghindari pertemuan dengan para

sahabatnya (yang berkumpul) di jalan-jalan yang

lebar atau di taman-taman umum, mereka dikuasai

oleh rasa takut, prasangka dan pesimis.

(Raz Khusbbakhti)

Salah satu faktor yang menyebabkan prasangka adalah

kenangan-kenangan buruk yang disembunyikan di dalam

batin seseorang. Imam Ali a.s, berkata:

Hati mempunyai dugaan-dugaan buruk dan hati

membencinya.

(Ghurar Al-Hikam, hal. 29)

Dr. Haleem Shakhter berkata:

Orang-orang yang kurang percaya diri mempunyai

kepekaan yang tinggi sehingga mereka akan

mengalami penderitaan-penderitaan hanya dari hal-
hal kecil.

Bekas-bekas dari penderitaan-penderitaan semacam

ini tetap berada dalam benak bawah sadar mereka

dan mempengaruhi berbagai tindakan, ucapan dan

pemikiran mereka. Segera setelah itu mereka jatuh

menjadi korban penyakit prasangka dan tidak

menyadari alasan di balik berbagai penderitaan

mereka.

Berbagai kenangan yang menyakitkan

menyembunyikan diri ke dalam perasaan kita dan

sangar sulit bagi kita untuk mengetahuinya. Dengan

kata lain, memang wajar bagi manusia untuk

menghindarkan diri dari berbagai kenangan pahit

dan mencoba menghilangkannya dari pikiran. Musuh

yang bersembunyi ini tidak pernah berhenti

menimbulkan kejahatan dan kebencian atas jiwa,

tingkah dan perilaku kita. Bahkan kadang-kadang kita

mendengar atau menemukan kata-kata atau

tindakan kira sendiri atau orang lain, yang karenanya

kita menyadari tidak adanya penjelasan yang dapat

dipertanggungjawabkan. Maka jika kira dengan hati-
hati memeriksa diri, kira dapat menemukan bahwa

itu semua disebabkan oleh kenangan atau ingatan-
ingatan yang buruk.

(Rusdhe Shahkhsiat)

Orang yang berwatak rendah memilih diri mereka menjadi

hakim atas tindakan-tindakan orang lain, sehingga berbagai

kelakuan buruk orang lain berpengaruh padanya. Imam Ali

a.s. menunjukkan fakta ini ketika beliau berkata:

Para pelaku kejahatan tidak pernah berpikir baik

tentang orang lain karena mereka melihat orang lain

dengan wataknya sendiri.

(Ghurar Al-Hikam, hal. 80)

Sebagaimana dikutip Dr. Mann mengatakan:

Beberapa orang menguruk orang lain dengan

mengeluh tentang perbuatan-perbuatan mereka

sedangkan mereka, diri mereka sendiri, melakukan

perbuatan yang sama; mereka melakukan hal ini

untuk menebus kekurangan-kekurangan mereka

sendiri dan untuk semacam pertahanan diri. Sikap ini

digambarkan sebagai suatu cara menghindari rasa

gelisah; membandingkan orang lain dengan dirinya

merupakan suatu tindakan kemarahan. Ketika

keadaan tersebut memuncak dan pertahanan diri

semakin bertambah, mereka akhirnya berada pada

situasi 'kerusakan mental'. Sistem pertahanan ini

dapat timbul dengan melakukan SCSU3ru yang

secara sosial tidak dapat diterima dan pada gilirannya

menciptakan suatu 'perasaan ingin' menghubung-
hubungkannya dengan orang lain.

(Ushul e Ravanshenashi)

Ketika Rasulullah Saw. memasuki kota Madinah setelah

berhijrah dari Makkah, seorang lelaki mendatangi beliau dan

berkata: 'Wahai Rasulullah, orang-orang di kota ini adalah

orang-orang baik, mereka semua baik; engkau celah

melakukan suatu hal' yang tepat dengan datang ke sini".

Rasulullah Saw. berkata kepada lelaki itu: "Engkau berkata

benar". Kemudian lelaki lain mendatangi Nabi dan berkata:

“Rasulullah, orang-orang di kota ini jahat, akan lebih baik bila

engkau tidak hijrah kemari!" Kemudian Rasulullah berkata:

"Engkau berkata benar". Ketika orang-orang mendengar

jawaban Nabi kepada kedua lelaki itu, maka mereka pun

bertanya kepada beliau. Nabi memberi jawaban kepada

mereka: "Tiap-tiap orang itu berkata dengan apa yang ada

dalam benaknya, oleh karenanya kedua-duanya benar". Yang

Nabi Saw. maksudkan bahwa kedua lelaki itu benar terhadap

dirinya masing-masing.”

Jenis prasangka yang dilarang secara jelas dapat dipahami

sebagai suatu pemikiran yang sesat, dan sebagai

kecenderungan jiwa kepada pemikiran yang buruk serta

bersikeras terhadapnya. Yang lebih dilarang daripada jenis

prasangka ini adalah berbuat atasnya. Karena, berbagai

pemikiran dan dugaan yang ada dalam pikiran namun tanpa

ada perbuatan nyata dari individu, tidak dapat dianggap

berada di bawah wewenang hukum fiqih. Pemikiran-
pemikiran ini muncul di luar kemauan, menghindarinya juga

di luar kemauan; tetapi adalah kehendak individu untuk

mewujudkan atau tidak mewujudkannya dalam tindakan-
tindakan.

Berbagai kesengsaraan orang-orang pesimis -berasal dari

kekacauan yang mengerikan ini. Oleh karena itu, adalah

wajib bagi orang-orang yang dapat menunjukkan dengan

tepat suatu alasan yang menyebabkan mereka menjadi

terlalu berprasangka demi mengobati dan melepaskan diri

mereka dari kemalangan-kemalangan semacam ini.


di Ambil dari ebook
PSIKOLOGI ISLAM

Membangun Kembali Moral Generasi Muda

 karya Sayyid Mujtaba Musavi Lari

Thursday 16 January 2014

Dampak-dampak Negatif Sifat Pesimis

Sifat pesimis adalah suatu penyakit rohani yang berbahaya. Ia

penyebab banyak kerugian, cacat dan kekecewaan. Sifat

pesimis adalah suatu kemalangan yang menyedihkan yang

menyiksa jiwa manusia dan meninggalkan cacat-cacat yang

tidak dapat diterima oleh kepribadian manusia dan tidak

terhapus.

Ketika mengalami kesedihan dan atau penderitaan, manusia

cenderung menjadi peka. Dalam keadaan demikian itu sifat

pesimis dapat muncul sebagai akibat dari pemberontakan

yang kuat di dalam emosi dan perasaan seseorang. Sifat

pesimis yang memasuki pikiran dengan cara seperti ini

meninggalkan pengaruhnya pada proses berpikir manusia.

Keindahan penciptaan tidak terwujud di mata orang yang

cermin rohaninya telah dilumuri oleh bayang-bayang

pesimisme. Lebih jauh, bahkan baginya kebahagiaan tampak

sebagai kejenuhan dan bencana, dan cara berpikirnya yang

negatif tidak dapat memahami perilaku orang-orang yang

tidak berdosa itu bersih dari niat-niat jahat. Orang-orang

yang pemikirannya telah menjadi sedemikian negatif akan

kehilangan segala kemampuannya yang berfaedah, karana

dengan imajinasinya yang tidak benar mereka menciptakan

banyak problema bagi diri mereka sendiri; oleh karenanya

mereka membuang percuma bakat-bakat mereka dengan

terus bersikap khawatir terhadap berbagai kejadian yang

tidak mereka terima dan mungkin tidak akan mereka hadapi.

Sebagaimana telah kami katakan sebelumnya, dampak sifat

optimis berkembang ke sekelilingnya dan menggembirakan

rohaninya dengan harapan. Sebaliknya, sifat pesimis

mendiktekan kegelisahan dan kesedihan ke sekelilingnya,

dan bahkan menarik mereka dari sinar harapan yang

membersihkan jalan kehidupan bagi umat manusia.

Dampak-dampak sifat pesimis yang merugikan tidak hanya

terbatas pada jiwa, ia secara merugikan juga mempengaruhi

tubuh. Berbagai telaah menunjukkan bahwa para penderita

pesimisme memiliki tingkar penyembuhan lebih rendah.

Menurut seorang dokter medis:

Lebih sulit mengobati orang-orang yang curiga

terhadap segala sesuatu dan setiap orang, daripada

menolong orang yang melompat ke laur mencoba

untuk bunuh diri. Memberi obat kepada orang yang

selalu hidup gelisah seperti menuang air ke dalam

minyak yang mendidih. Agar supaya segala obar

membantu, adalah penting bagi si penderita untuk

memelihara rasa senang dan percayanya.

Orang yang menderita rasa pesimis dengan jelas

mengalami suatu perasaan kesepian dan curiga

ketika berurusan dengan orang lain. Sebagai akibat

dari keadaan yang tidak menyenangkan ini, orang-
orang tersebut menghancurkan kemampuan mereka

untuk maju dan berkembang; dan menakdirkan diri

mereka kepada kehidupan yang tidak diinginkan. Dari

kenyataan ini, sifat pesimis didapati sebagai faktor

utama dalam penyebab bunuh diri.

Jika kita melihat di segala lapisan masyarakat manusia, kita

akan dapati bahwa bergunjing dan gosip berangkat dari sifat

prasangka ditambah dengan kurangnya sifat introspeksi diri

dan mau berpikir. Kendati mereka lemah dalam memutuskan

dan berimajinasi luas, mereka sering mendakwa orang lain

tanpa membuktikan pokok masalah yang terkait. Orang-
orang ini berimajinasi tanpa membuktikan pra sangkanya,

sehingga dengan mudah tujuan-tujuan pribadi mereka dapat

diketahui. Kelemahan besar ini menyebabkan tali persatuan

dan hubungan yang tulus menjadi putus, dan mencabut

manusia dari saling percaya serta mengarah kepada

penghancuran moral dan juga jiwa.

Kebanyakan di antara peristiwa permusuhan, benci dan

dengki yang berbahaya, baik terhadap individu maupun

masyarakat, merupakan hasil dari prasangka yang berbeda

dengan kenyataannya. Prasangka berkembang di masyarakat

bahkan dapat merasuki pikiran para filosof dan ulama. Kami

dapat menunjukkan banyak contoh dalam sejarah ketika para

ulama berbuat berbagai kesalahan besar dengan

memandang masyarakat mereka dari sudut pesimistis;

mereka membuat gagasan-gag3san atas dasar kritik dan

mencari-cari kelemahan dalam sistem sosialnya. Mereka

bukannya memberikan hal-hal yang membahagiakan, ulama

bingung ini malah meracuni ruh masyarakat dengan

pemikiran mereka yang berbahaya. Mereka juga

menundukkan dasar-dasar akidah dengan kritik dan

kebencian.

Abu Al-‘Ala Al-Mauri termasuk di antara para ulama yang

pesimis. Pemikiran filosof terkenal ini sangat negatif

terhadap kehidupan yang ia katakan sebagai pencegahan dari

pergaulan untuk memusnahkan umat manusia; walhasil

menanggung sendiri berbagai penderitaan hidup ini.


di Ambil dari ebook
PSIKOLOGI ISLAM

Membangun Kembali Moral Generasi Muda

 karya Sayyid Mujtaba Musavi Lari

Wednesday 15 January 2014

Pesimisme- Titik Terang dan Gelap Dalam Kehidupan

Kehidupan manusia merupakan suatu campuran antara sedih

dan senang. Dua sifat ini ikut andil dalam kehidupan di dunia

ini. Setiap orang mengalami pengalamannya sendiri dan

menjadi korban rasa sedih dan senang atas berbagai

problema dan malapetaka kehidupan. Sesuai dengan fakta

yang pahit ini, kehidupan manusia senantiasa berubah antara

kesedihan dan kemudahan.

Kita sebagai manusia tidak dapat merubah Sunnatullah yang

menguasai hidup kira ini agar tunduk kepada kehendak kita

sendiri. Kini, setelah kita menyadari makna yang mendalam

dari kehidupan ini, kita dapat mengarahkan pandangan kita

kepada sisi eksistensi yang indah dan membuang sesuatu

yang buruk yang menyuramkan fakta kehidupan di alam

semesta yang luas ini. Alam semesta ini, yang dipenuhi

dengan ciptaan yang menakjubkan dan kebijaksanaan yang

penuh keseksamaan, semua ini mengatakan kepada kita

bahwa setiap makhluk yang ada memiliki suatu tujuan bagi

penciptaannya. Di lain pihak, boleh jadi kita tidak tahu atau

lupa terhadap titik-titik terang di alam semesta dan hanya

terfokus kepada bintik-bintik suramnya. Akhirnya ini semua

terserah kepada setiap orang untuk memilih arah

pemikirannya, ia dapat memilih warna dan pandangan hidup

yang ia kehendaki.

Adalah wajib bagi kira untuk mempersiapkan diri guna

menghadapi dan memilih yang manakah yang pantas bagi

kita untuk menghindari faktor-faktor yang merugikan,

sehingga kita tidak kehilangan kemampuan untuk bermawas

diri. Sebaliknya, bisa-bisa kita menghadapi kemalangan yang

tak dapat dihindari, atau bahkan menjadi korban topan

kesengsaraan.

Banyak di antara kita yang membayangkan bahwa jika

rangkaian peristiwa dalam kehidupan kita berbeda, kita akan

menjadi orang yang bahagia. Sebenarnya problem orang-
orang ini tidaklah berhubungan dengan berbagai peristiwa

dalam hidup mereka tetapi berhubungan dengan cara-cara.

mereka bergelut di dalamnya. Adalah mungkin bagi kita

untuk merubah pengaruh peristiwa-peristiwa semacam ini,

atau bahkan merubah beberapa akibatnya menjadi hal-hal

yang bermanfaat.

Seorang pemikir terkenal menulis:

Pemikiran kita selalu berjalan di daerah kebencian

dan ketidakpuasan, sehingga kita selalu mengeluh

dan menangis. Alasan di balik tangisan ini berada

dalam kesadaran, Kita dibangun dengan cara

semacam ini, yakni, keberadaan kita tumbuh dengan

jalan yang tidak sesuai dengan jiwa dan rohani kita.

Setiap hari kita berkeinginan dan berharap kepada

sesuatu yang baru, atau mungkin kita benar-benar

tidak mengetahui apa yang kita inginkan. Kita

percaya bahwa orang bin telah memperoleh

kebahagiaan, sehingga kita iri terhadap mereka

karena kita hidup menderita. Kita adalah seperti

anak-anak yang berbuat tidak senonoh yang mem

buat-buat alasan-alasan haru dali mulai menangis.

Jiwa kita menderita terhadap tangisan mereka dan

kita tidak bisa tenang hingga kita membuat mereka

memahami fakta-fakta dan membuang apa yang

mereka bayangkan secara keliru sena meninggalkan

berbagai keinginan mereka yang sukar dikendalikan.

Anak-anak ini, sebagai akibat dari keinginan mereka yang

banyak, menjadi buta terhadap segala sesuatu kecuali

kesengsaraan. Adalah kewajiban kita untuk membuka mata

mereka terhadap sisi kehidupan yang baik. Kita harus

membuat mereka memahami bahwa tidak ada seorang pun

kecuali orang-orang yang membuka mata mereka terhadap

taman kehidupan, akan dapat menanam bunga-bunga dan

mawar-mawarnya, sementara orang-orang yang buta tidak

akan memperoleh apa pun kecuali duri-duri. Jika kita

sanggup melewati perbatasan depresi dan pesimisme serta

melihat kenyataan yang ada, maka akan kita dapati bahwa

bahkan di saat-saat sekarang ini, yakni ketika kita telah jatuh

ke dalam lubang yang menakutkan, masih ada mawar-mawar

dan bunga-bunga di taman kehidupan yang memanggil mata

para pembidiknya di setiap saat.

Pemikiran mempunyai pengaruh yang mendalam terhadap

kebahagiaan manusia, Sebenarnya, satu-satunya faktor yang

paling efektif untuk kebahagiaan manusia adalah

kemampuannya dalam berpikir dan bercalar. Suatu kejadian

yang belum pernah terjadi sebelumnya tidaklah dapat

ditanggung dan akan merusak pandangan mata orang-orang

yang pesimis. Tetapi, dari sudut pandang orang yang optimis,

yang melihat segalanya dengan cara yang positif, kejadian

semacam ini tidak membuat mereka takluk dan tidak

menyebabkannya kehilangan daya tahan dalam segala

keadaan. Orang yang optimis tidak pernah meninggalkan

kerendahan hati, kendali diri dan kesabaran.

Orang-orang yang selalu berpikir bahwa poros kejahatan

mengelilingi mereka, hanya akan membuat kehidupan

mereka menderita, suram dan tidak menyenangkan, akan

kehilangan banyak kekuatan dan kemampuan diri sebagai

akibat kepekaan perasaan mereka yang berlebih-lebihan, dan

akan melarikan diri dari rahmat dan hal-hal yang baik di

dunia ke dalam kejahilan yang fatal.

Menurut seorang ulama:

Dunia bereaksi terhadap manusia seperti manusia

berurusan dengan dunia. Maka, jika anda tertawa

pada dunia, ia akan tertawa dengan anda. Jika anda

melihat dunia secara suram, ia akan tampak suram.

Jika anda bersemedi dari dunia, ia akan menganggap

anda di antara para petapa, dan jika anda bermurah

hati dan benar, anda akan dapati orang-orang di

sekeliling anda mencintai anda dan membuka harta

karun cinta dan rasa hormat dari hati mereka untuk

anda.

Meskipun penderitaan itu tampaknya pahit, ia

menghasilkan buah yang istimewa bagi pikiran dan

jiwa. Kemampuan rohani manusia menjadi lebih jelas

terwujud dalam gelapnya kesedihan. Akal dan ruh

manusia berkembang dalam gulungan pengorbanan

yang terus menerus dan dalam perjuangan yang tak

kenal takluk ... ke puncak kesempurnaan manusia.


di Ambil dari ebook
PSIKOLOGI ISLAM

Membangun Kembali Moral Generasi Muda

 karya Sayyid Mujtaba Musavi Lari

Tuesday 14 January 2014

Seruan Islam kepada Sifat Optimis dan Percaya Diri

Islam telah menanam akar kepada orang-orang yang beriman

dengan mengisi keyakinan ke dalam hati mereka. Dengan

cara seperti ini, agama kira membimbing para pengikutnya

kepada ketenteraman dan kestabilan. AI-Quran menyatakan,

bahwa Rasulullah Saw. begitu yakin hingga orang-orang

munafik mengecam beliau karena keyakinannya ini.

lslam memerintahkan kepada para pengikutnya untuk saling

percaya satu sama lain dan untuk menganggap niat-niat

orang lain adalah baik. Oleh karena ini, tidak diperbolehkan

bagi siapa pun juga untuk memutuskan hukuman kepada

seorang muslim sebagai orang yang bersalah sebelum adanya

bukti-bukti yang jelas.

Amirul Mukminin Ali a.s. berkata:

Berprasangka baiklah terhadap saudara-saudaramu,

kecuali kalau ada sesuatu yang membuatmu

memutuskan sebaliknya; dan janganlah

mengeluarkan suatu kata yang buruk tentangnya bila

masih ada kemungkinan yang baik padanya.

(Jami' As-Sa'adat, jilid II, hal. 28)

Bila masyarakat saling percaya satu sama lain, hal ini akan

meningkatkan kecintaan mereka satu sama lain, dan

membawa mereka kepada kehidupan yang harmonis. Para

Imam kaum Muslimin mengungkapkan tentang pentingnya

sifat percaya melalui berbagai cara.

Imam Ali a.s. berkata:

Barangsiapa yang percaya kepada orang lain, ia akan

memperoleh cinta dari mereka.

(Ghurar AI-Hikam)

Dr. Mardin dikutip mengatakan:

Bila anda membina suatu persahabatan dengan

seseorang, cobalah untuk menjalankan hal-hal yang

positif saja; lalu cobalah dengan kesadaran anda

untuk menghargai perilaku-perilaku baik yang telah

anda dapatkan darinya. Jika anda mampu

memusatkan nasehat ini ke dalam benak anda, anda

akan hidup dengan baik dan memuaskan, serta akan

menemukan, bahwa setiap orang memberikan sisi-
sisi yang baik dan menyenangkan kepada anda,

seraya mencoba untuk memikat persahabatan

bersama anda.

(Piruzi Fikr)

Bahkan, boleh jadi sifat optimis dan percaya itu akan

mempengaruhi pemikiran dan tingkah laku orang-orang yang

tersesat. Ringkasnya, sifat percaya dan optimis memberikan

landasan bagi keselamatan orang-orang semacam ini.

Imam Ali a.s, berkata:

Sifat percaya menolong orang yang tenggelam dalam

dosa.

Dr. Dale Carnegie menyatakan:

Baru-baru ini, saya bertemu dengan seorang manajer

suatu pengumpul hak suara berbagai restaurant.

Ikatan khusus restauran ini disebut "The Honorable

Deal" (Transaksi Mulia). Dalam restaurant-restauran

ini, yang didirikan tahun 1885, para karyawan nya

tidak pernah memberi bon penagihan kepada para

pelanggan nya. Sebaliknya para pelanggan memesan

apa-apa yang ingin mereka makan, dan setelah

selesai makan mereka sendiri yang menghitung

biayanya dan membayar kepada kasir tanpa ada

persoalan apa pun. Saya berkata kepada manajer itu:

'Tentu anda punya seorang pengawas rahasia! Anda

tidak dapat begitu saja percaya kepada semua

pelanggan restauran anda?!' Dia menjawab: 'Tidak,

kami tidak mengawasi para pelanggan kami. Kami

tahu bahwa cara kami ini tepat. Sebelum ini kami

tidak pernah mampu untuk maju dan berkembang

selama separuh abad terakhir". Para pelanggan

restauran ini merasa, bahwa mereka mengadakan

transaksi dengan cara yang dihargai, hal ini berangkat

dari ide bahwa yang miskin, yang kaya, pencuri dan

pengemis, semua mencoba untuk menyesuaikan diri

dengan tingkah laku yang baik yang sama-sama

diharapkan dari mereka.

Mr. Louis, seorang psikolog berkata:

Jika anda berhubungan dengan orang yang tidak

Stabil, memiliki sifat buruk, lalu anda mencoba

membimbingnya menuju kebaikan dan kestabilan,

cobalah membuatnya merasa bahwa anda

memberikan kepercayaan kepada nya, perlakukanlah

dia seperti orang yang dihormati dan dihargai. Anda

akan mendapati bahwa ia mencoba menjaga

kepercayaan yang telah anda berikan. Walhasil,

untuk itu ia akan membuktikan bahwa ia menghargai

kepercayaan anda. Ia akan mencoba melakukan apa

yang membuatnya sesuai dengan kepercayaan yang

anda berikan.

(How To Win Friends)

Dr. Gilbert Roben menulis:

Percayailah anak-anak. Yang saya maksud adalah,

berurusanlah dengan mereka seolah-olah mereka

tidak pernah membuat suatu kesalahan. Dengan kata

lain hapuslah masa lalu mereka dan maafkanlah

perilaku mereka yang salah. Cobalah untuk

memberikan tugas-tugas penting kepada orang-
orang yang tidak berkelakuan baik. Dengan setiap

tugas baru yang anda berikan kepada mereka

buatlah seolah-olah mereka telah memperbaiki

tingkah laku mereka dan bahwa mereka telah

memenuhi syarat bagi tugas yang anda berikan. Hal

ini memungkinkan untuk menyingkirkan berbagai

rintangan dalam memperbaiki melalui perilaku yang

baik dan memberi kepercayaan kepada mereka. Dari

sini dapat kami katakan bahwa kebanyakan di antara

berbagai tindakan yang tidak diinginkan, merupakan

reaksi-reaksi untuk mengisi waktu dalam kehidupan

individu.

Sir Yal Bint menyarankan agar memberi kepercayaan kepada

anak-anak yang memiliki kebiasaan mencuri uang, dan

memberi mereka tugas-tugas yang sesuai dengan

kemampuan orang-orang yang malas. Kepercayaan

menjamin kesenangan kepada seseorang.

Imam Ali a.s. berkata:

Kepercayaan adalah suatu kesenangan bagi hati dan

keamanan dalam iman.

(Ghurar AI-Hikam, Hal. 376)

Kepercayaan juga membebaskan dari rekanan yang

diciptakan oleh kesengsaraan dan kemalangan dalam

kehidupan.

Imam Ali a.s. menyatakan:

Kepercayaan mengurangi depresi.

Dr. Mardin berkata:

Tidak ada sesuatu yang membuat kehidupan lebih-
indah dalam pandangan kita yang mengurangi

penderitaan-penderitaan kita dan meratakan jalan

bagi keberhasilan sebagaimana sifat optimis dan

kepercayaan. Oleh karena itu, hati-hatilah terhadap

pemikiran-pemikiran yang menyakitkan,

sebagaimana anda berhati-hati terhadap penyakit-
penyakit dan berbagai pengaruhnya yang berbahaya.

Bukalah pikiran anda terhadap pemikiran yang

optimis, dan anda akan melihat betapa mudahnya

anda dapat menolong diri sendiri dari berbagai

pemikiran yang ada.

(Piruzi Fikr)

Adalah penting bagi kaum Muslimin untuk bersikap satu

sama lain dengan suatu cara yang tidak memberi peluang

bagi dugaan-dugaan buruk merasuki masyarakat. Mengenai

hal ini Imam Ali a.s. menasehati kaum Muslimin agar berpikir

secara positif terhadap satu sama lain, dan bertindak dengan

cara yang tidak membuat orang lain curiga. Beliau juga

mengingatkan, bahwa manusia harus menjauhkan diri dari

hal-hal yang mengandung prasangka. Sebagaimana dikutip

dari beliau:

Barangsiapa yang berharap kepada anda, (berarti)

telah memberi anda kepercayaan nya. Oleh karena

itu janganlah mengecewakannya.

(Ghurar Al-Hikam, hal. 680)

Imam Ali membuat suatu keputusan bagi akal manusia,

berkenaan dengan pemikiran manusia terhadap orang lain.

Beliau berkata:

Harapan-harapan manusia adalah ukuran bagi

akalnya dan perilakunya adalah saksi yang paling

benar terhadap kebenarannya.

 (Ghurar Al-Hikam, hal. 474)

Seseorang yang dugaan-dugaannya terhadap orang lain

negatif, akan mengurangi kemampuan akal secara logis.

Penolakan mentah-mentah prasangka buruk terhadap kaum

Muslimin adalah tanda dari kekuatan spiritual mereka. Imam

Ali a.s. berkata:

Orang yang menolak prasangka buruk terhadap

saudara nya, memiliki akal yang sehat dan hati yang

damai.

(Ghurar Al-Hikam, hal. 678)

Samuel Smiles berkata:

Telah terbukti, bahwa orang-orang yang memiliki

perilaku dan ruh yang kuat, secara alamiah akan

bahagia dan penuh harapan dalam kehidupan nya.

Mereka melihat setiap orang dan segala sesuatunya

dengan kepercayaan dan kemudahan. Orang-orang

bijak melihat sinar matahari akan segera menembus

setiap mendung, dan menyadari bahwa di balik

setiap kemalangan dan penderitaan terdapat

kebahagiaan yang mereka rindukan. Orang-orang ini

akan menemukan kekuatan baru setiap tertimpa

problema baru dan menemukan harapan dalam

setiap depresi atau kesedihan. Perilaku seperti ini

akan merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya,

dan para penyokongnya adalah keberuntungan.

Cahaya kegembiraan bersinar di mata mereka, dan

mereka selalu terlihat tersenyum. Hati orang-orang

ini berkilauan laksana bintang, dan mereka melihat

segalanya dengan mata pemahaman dan dengan

warna yang mereka kehendaki.

Imam Ja'far Ash-Shadiq a.s. memandang dugaan yang baik

sebagai salah satu hak seorang Muslim atas Muslim yang lain:

Di antara hak seorang Mukmin atas Mukmin yang

lain adalah tidak mencurigainya.

(Ushul Al-kafi, jilid I, hal. 394)

Sebenarnya, unsur yang paling mampu memberikan kepada

manusia sikap optimis, adalah iman atau keyakinan. Bila

semua orang menjadi satu bangsa yang beriman kepada

Allah, Rasul-Nya dan Hari Kiamat, akan mudah bagi setiap

orang untuk benar-benar saling percaya. Kurangnya iman di

antara manusia adalah suatu alasan bagi adanya penyakit

curiga dalam masyarakat. Seorang yang beriman, yang

hatinya senang dalam beriman dan percaya kepada Allah,

akan bergantung kepada kekuatan yang tak terbatas bila

dirundung kelemahan. Selama menderita, ia mencari

perlindungan kepada Allah. Hal ini akan melatih jiwanya, dan

secara mendalam, mempengaruhi akhlaknya.


di Ambil dari ebook
PSIKOLOGI ISLAM

Membangun Kembali Moral Generasi Muda

 karya Sayyid Mujtaba Musavi Lari

Monday 13 January 2014

Pengaruh-pengaruh Sifat Optimis

Demikian pula, dalam sistem tubuh yang rusak karena

berbagai macam penyakit, keharmonisan pemikiran yang

dimiliki seseorang juga akan rusak karena berbagai faktor

yang berbeda-beda dan sifat-sifat yang buruk. Meskipun ada

kekuatan berpikir, namun ia tidak dapat berdiri sendiri dan

tidak bebas dari sikap perilaku seseorang. Oleh karena itu,

manusia hanya dapat merasa bahagia bila ia melaksanakan

cara-cara yang baik yang sesuai dengan pemikiran, sikap dan

antusiasnya. Adalah tanggung jawab manusia untuk

mencabut akar dari sifat-sifat yang menggelapi kesenangan

dan kebahagiaannya.

Dua unsur yang membantu menciptakan pemikiran yang

harmonis adalah optimisme dan pandangan positif terhadap

kehidupan dan lain-lainnya. Optimisme dan harapan-harapan

yang positif tentang hal-hal di sekeliling Anda, merupakan

jaminan kesenangan atas mereka yang hidup dalam

lingkungan kemanusiaan.

Lawan dari optimisme adalah pesimisme dan pikiran yang

buruk tentang sesuatu: sifat ini menjaga kemampuan berpikir

secara benar dan mengurangi kemampuan untuk bergerak ke

arah kesempurnaan. Sifat optimis dapat digambarkan

sebagai cahaya dalam kegelapan dan memperluas wawasan

berpikir. Dengan optimisme, cinta akan kebaikan tumbuh di

dalam diri manusia, dan menumbuhkan perkembangan baru

dalam pandangan nya tentang kehidupan. Ia memberi

kemampuan kepada manusia untuk melihat warna

kehidupan menjadi lebih indah, karena ia memiliki

kemampuan untuk mengamati semua orang dengan suatu

sinar dan kekuatan baru guna memutuskan secara sama dan

adil satu sama lain. Derita orang yang optimis akan sirna dan

harapannya bertambah, jika memelihara bubungan lahiriah

dan batiniah dengan berbagai macam unsur masyarakat

melalui perilaku yang paling baik.

Tidak ada satu penyebab pun yang mampu mengurangi

jumlah problema dalam kehidupan manusia seperti yang

diperankan optimisme. Ciri-ciri kebahagiaan itu lebih rampak

pada wajah-wajah orang yang optimis, tidak saja dalam hal

kepuasan tetapi juga seluruh kehidupan, baik dalam situasi

yang positif maupun negatif. Di setiap saat sinar kebahagiaan

menerangi jiwa orang yang optimis.

Kebutuhan untuk memperoleh kepercayaan orang lain itu

penting. Agar kepercayaan itu ada di antara individu, maka

sikap optimis itu haruslah menjadi bagian dari kehidupan

mereka. Ini merupakan fakta yang memiliki pengaruh

langsung atas kebahagiaan individu dan masyarakat.

Kepercayaan di antara para anggota masyarakat merupakan

sebab yang penting dalam memajukan masyarakat tersebut.

Lawan dari sifat ini adalah curiga; kecurigaan selalu dapat

menjadi unsur yang merusak di masa mendatang.

Komunikasi yang lebih dalam antara berbagai macam unsur

dalam masyarakat akan membawa perkembangan dan

kemajuan lebih cepat. Di antara akibat dari sikap optimis

adalah keharmonisan, kerja sama atau gotong royong dan

kepercayaan. Selain itu, kedamaian dalam kehidupan sosial

hanya dapat dinikmati jika hubungan antara para anggota

nya dibangun atas dasar kasih sayang, serta kepercayaan dan

prasangka-prasangka yang baik terhadap sesama nya.

Seorang sarjana yang bergelut dalam bidang ini berkata:

Prasangka baik itu merupakan suatu ciri dari

kepercayaan, dan tiada yang bisa diraih tanpa

kepercayaan dan harapan.

Bila kepercayaan seseorang bertambah kepada orang lain,

maka kepercayaan kepada dirinya pun bertambah, ini adalah

salah satu di antara kejadian yang pasti terjadi dalam

masyarakat. Hingga di sini jangan sampai kita tidak

mengetahui, bahwa ada suatu perbedaan besar antara sifat

optimis dan percaya kepada. orang lain, serta lekas percaya

yang tiada alasan. Kepercayaan bukanlah berarti bahwa

seorang muslim harus sepenuhnya tunduk kepada orang

yang tidak ia kenal, atau mendengarkan apa yang mereka

katakan tanpa menyelidiki yang sebenarnya dan mengujinya.

Sebaliknya, kita tidak dapat menyamaratakan konsep

kepercayaan dengan memasukkan orang-orang yang secara

jelas kejahatan dan kezaliman mereka. Dengan kata lain,

kepercayaan memiliki kekecualian dan harus memisahkan

beberapa anggota masyarakat di bawah kondisi-kondisi

tertentu. Sebenarnya, orang yang penuh kepercayaan akan

mempraktekkan penelitian yang cermat, dan menelaah

berbagai kesimpulan yang diharapkan dalam setiap masalah.

Oleh karana itu, tingkah laku nya dibangun di atas jalan

pencegahan dan kehati-hatian, dan berbagai tindakannya

bergantung kepada pengujian yang hati-hati dan pemikiran

yang mendalam.


di Ambil dari ebook
PSIKOLOGI ISLAM

Membangun Kembali Moral Generasi Muda

 karya Sayyid Mujtaba Musavi Lari

Sunday 12 January 2014

Kepercayaan dan Kedamaian Pikiran

Dalam kehidupan nya yang tidak stabil, manusia lebih

membutuhkan kestabilan ketimbang hal-hal lainnya. Orang-
orang yang mengikutsertakan diri mereka dalam perjuangan

demi mencapai berbagai tujuan, bila tidak diperlengkapi

dengan senjata kestabilan akan menemui kegagalan dan

kekalahan. Sebenarnya, jika tanggung jawab seseorang

bertambah, kebutuhan nya terhadap kestabilan dan

ketenangan pun bertambah pula. Atas dasar kenyataan ini,

menjadi tugas setiap insan untuk mempelajari bagaimana

menghindari kegelisahan dan kembali kepada kestabilan dan

ketenangan.

Perjuangan untuk memperoleh harta, kekuasaan, popularitas

dan berbagai pendapatan materi lainnya, tidak lain

merupakan kebohongan atau dusta belaka. Usaha-usaha

yang dibuat untuk ini akan mengarah kepada sesuatu yang

sia-sia, karena, kebahagiaan manusia terletak di dalam

jiwanya, seperti juga mata air kesengsaraan di lubuk hati

yang terdalam. Menurut Amirul Mukminin a.s., obat untuk ini

ada di dalam jiwa manusia itu sendiri, kita tidak dapat

menemukan dampak yang sama dari pengaruh luar; ia

terletak di dalam sumber-sumber kekuatan jiwa manusia.

Karena pengaruh-pengaruh dari luar itu bersifat sementara,

jadi tidaklah mungkin akan menuntun manusia kepada

kepuasan sepenuhnya.

Apictatus berkata:

Biarlah orang mengetahui bahwa mereka tidak dapat

menemukan kebahagiaan dan keberuntungan di

tempat-tempat yang secara sembarang mereka cari

sendiri-sendiri. Kebahagiaan yang sesungguhnya

tidak terletak dalam kekuasaan dan kemampuan

seseorang.

Baik Mirad maupun Aglius adalah orang-orang yang

sengsara, meskipun mereka memiliki kekuasaan yang

besar. Demikian pula, kebahagiaan tidak terletak

pada harta dan jumlah uang yang banyak. Croesus

misalnya, tidak bahagia sekalipun ia memiliki harta

dan kekayaan tak terhingga. Kebahagiaan juga tidak

dapat dicapai melalui kekuasaan pemerintahan atau

dengan cekikan-cekikan politik. Kaisar-kaisar Romawi

tidak merasa bahagia, meskipun mereka memiliki

kekuasaan yang besar.

Sebenarnya, kebahagiaan tidak dapat dicapai melalui

hal-hal tersebut di atas. Nero, Sandnapal dan

Aghamnin, dikenal dengan tangisan mereka yang

terus menerus, karena mereka adalah seperti mainan

di tangan kemalangan. Mereka juga memiliki segala

harta, kekuasaan dan popularitas. Oleh karena itu,

manusia harus mencari kebahagiaan yang

sesungguhnya di dalam jiwa dan kesadaran mereka

sendiri.

Kita harus mengakui, bahwa pemecahan untuk berbagai

persoalan yang tak terpecahkan di alam ini. dan kemajuan

yang pesat dalam dunia industri, tidaklah cukup untuk

membawa kepada suatu kehidupan yang bebas dari rasa

khawatir. Mesin baru ini bukan hanya tidak mampu

mengurangi jumlah penderitaan di dunia ini, terapi juga telah

menimbulkan berbagai problema baru dan berbagai

ketidakpastian.

Oleh karana itu, untuk membebaskan diri kita dari derita

hidup yang terus menerus, dan dari kemungkinan awan

hitam yang menggelapi jiwa kita, diperlukan pikiran yang

terbimbing dan benar. Pikiran dapat mengamankan

kebahagiaan manusia, ia juga sanggup membawa berbagai

kemajuan dalam kehidupan material kita. Di sini lah kekuatan

berpikir secara jelas terwujud, dan menunjukkan

pengaruhnya yang mengagumkan atas kehidupan manusia.

Pikiran yang jernih merupakan mata air yang mengalir deras,

yang membawa manusia kepada derajat yang lebih mulia

ketimbang pendapatan materi, ia juga dapat

memperkenalkan manusia kepada dunia baru yang luas.

Pemikiran yang benar mencegah para cendekiawan agar

tidak menjadi mainan di bawah penguasaan uang. Orang-
orang yang kemampuan berpikirnya tumbuh menjadi pusat

eksistensi, dengan tabah dapat berdiri tegak ketika

penderitaan menimpanya dan mereka mengambil cara

pandang yang positif.

Untuk mengamankan diri kita agar tidak menjadi korban

berbagai macam peristiwa, dan untuk melindungi diri kita

dari gelombang kelalaian dan pemikiran yang berlebih-
lebihan, maka kita harus membangun suam pola berpikir bagi

diri kita, sehingga dengan cara itu kita dapat memutuskan

arah menentukan sikap dan tingkah laku kita. Oleh

karenanya, kita dapat membimbing jiwa kita kepada

pemikiran yang benar yang dapat melengkapi kita dengan

kekuatan rohani untuk mengalahkan kegelisahan.

Seorang sarjana Barat berkata:

Mungkin kita tidak sanggup memilih orang-orang

yang sikap dan cara berpikirnya mirip seperti kita,

tetapi kita bebas untuk memilih cara berpikir kita.

Kita adalah hakim atas pikiran kita. Kita dapat

memilih pertimbangan manakah yang tepat. Sebab-
sebab dan pengaruh yang datang dari luar yang kita

perhatikan bukanlah bagian dari kita, bahwa itu

semua dapat mengontrol dan memaksa kita untuk

berpikir dengan suatu cara tertentu. Oleh karena itu,

kita harus memilih cara berpikir yang benar dan

menyingkirkan cara berpikir yang merugikan. Jiwa

kita diarahkan kepada jalan pemikiran kita. Dengan

kata lain, berbagai pemikiran kita mengarahkan kita

dengan suatu cara yang ia kehendaki; oleh karena

itu, jangan sampai kira membiarkan diri kita

mengambil segala pemikiran yang buruk. Pemikiran

semacam ini dapat menangkap kita, dan menjadikan

kita sebagai korban berbagai macam kesengsaraan

yang berbeda-beda. Kita harus berjuang secara terus

menerus guna meraih kesempurnaan, dan mencapai

berbagai cita-cita yang paling mulia dan berbagai

tujuan yang paling agung, karena rahasia

keberhasilan dan kebahagiaan hanya terletak dalam

pemikiran yang benar.


di Ambil dari ebook
PSIKOLOGI ISLAM

Membangun Kembali Moral Generasi Muda

 karya Sayyid Mujtaba Musavi Lari

Saturday 11 January 2014

Rasulullah: Suri Teladan yang Sempurna

Kita semua tahu, bahwa salah satu faktor terpenting dari

kemajuan lslam adalah akhlak mulia Rasulullah Saw. Ini

adalah fakta yang dinyatakan dalam AI-Quran, di mana Allah

Yang Maha Perkasa berfirman:

"Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,

tentulah mereka menjauhkan diri dari sekeliling mu".

Rasulullah Saw memperlakukan semua orang secara sama.

Cinta nya yang mendalam dan tak terlukis kan atas umat

manusia tercermin secara sempurna di dalam dirinya, Beliau

memenuhi segala kebutuhan kaum Muslimin secara sama.

"Dan Rasulullah Saw. membagi waktunya di antara

para sahabat nya; beliau akan hadir untuk ini dan itu

secara sama".

Beliau juga mengecam sifat buruk, berulangkali beliau

berkata:

"Sifat buruk itu kejahatan, dan yang terburuk di

antara kamu adalah yang bersifat buruk".

dan:

"Wahai putera-putera Abdul Muthalib,

sesungguhnya kalian tidak akan (sanggup) untuk

memuaskan umat dengan uang kalian, oleh karena

itu temui lah mereka dengan wajah ceria dan tingkah

laku yang menyenangkan".

(Wasa’il Asy-Syi'ah, jilid II, hal. 222)

Anas bin Malik, hamba sahaya Rasulullah Saw., berkata

tatkala ia ingat akan akhlak mulia Rasulullah Saw.:

Aku telah membantu Nabi Saw selama sepuluh

tahun, selama itu beliau tidak pernah berkata 'uh'

(seolah-olah mengeluh) kepada ku sehubungan

dengan memandang apa-apa yang aku kerjakan atau

tidak aku kerjakan.

(Fadhail Al-Khamsah, jilid I, hal. 119)

Selain itu akhlak yang baik dan wajah ceria merupakan

penyebab yang memanjangkan umur. Dalam hal ini Imam

Ja'far Ash-Shadiq a.s. berkata:

Kebaikan dan tingkah laku yang baik membuat tanah

menjadi subur dan memanjangkan umur.

(Wasa’il Asy-Syi'ah, jilid II, hal. 221)

Berkenaan dengan ini Dr. Sanderson menulis:

Kebaikan merupakan faktor penting dalam

berperilaku dan ia mencegah keburukan penyakit.

Banyak obat yang mempunyai efek sampingan yang

tidak diinginkan bersamaan dengan penyembuhan

nya yang bersifat sementara; sedangkan kebaikan

menyebabkan kesembuhan untuk selama-lamanya

terhadap semua bagian tubuh... Kebaikan

menggerakkan segala kekuatan tubuh. Peredaran

darah pada orang-orang yang berkelakuan baik itu

bagus, dan pernafasan mereka pun lebih baik....

Ada suatu pernyataan yang indah dari Imam Ja'far a.s. Beliau

berkata, bahwa ada suatu hubungan langsung antara

kebaikan dan perilaku yang baik, keduanya berada di antara

faktor-faktor yang memperpanjang kehidupan. Alasan di

balik ini adalah, bahwa orang-orang yang baik merasakan

suatu perasaan bahagia dan puas, jadi kebaikan dan perilaku

yang baik itu memiliki efek-efek yang sama. Imam Ja'far as.

juga memandang unsur-unsur tingkah laku ini guna mencapai

kebahagiaan tatkala beliau' berkata:

Bagian dari kebahagiaan manusia adalah akhlak nya

yang baik.

(Mustadrak Wasa'il, jilid II, hal. 83)

Dalam hal ini Samuel Smiles menambahkan:

Perilaku yang baik dan emosi yang seimbang

mempunyai efek atas perkembangan dan

kebahagiaan manusia, seperti kekuatan dan naluri

lainnya. Sebenarnya kebahagiaan seseorang sebagian

besar berhubungan dengan kasih sayang dan

perilaku yang baik.

Di samping itu perilaku yang baik memudahkan kehidupan

dan meningkatkan nafkah atau penghidupan dan

keharmonisan. Imam Ali a.s. berkata:

Tingkah laku yang baik memberikan penghidupan

secara royal dan membuat para sahabat (lebih)

dekat.

(Ghurar Al-Hikam, hal. 279)

S. Marden menulis dalam buku nya sebagai berikut:

Saya kenal, manajer restauran yang menjadi sangat

kaya dan populer karena tingkah laku nya yang baik.

Saya perhatikan, bahwa para pelancong dan turis

datang dari tempat yang jauh untuk mencapai

restaurannya, mereka berbuat demikian karena

mereka menyukai lingkungan nya yang leluasa dan

menyenangkan dalam restauran ini. Ketika para

pelanggan tiba di restauran, sang manajer dengan

wajah yang ceria menyambut mereka dengan cara

yang tidak ada bandingnya. Mereka tidak mengeluh

sebagaimana biasa Anda temukan di restauran-
restauran lainnya. Di restauran ini karyawan nya

mencoba menunjukkan sifat ramah dan membina

hubungan secara akrab dengan para pelanggan nya.

Para karyawan nya banyak tersenyum dan

memberikan perhatian khusus dalam melayani para

pelanggan, perhatian ini berangkat dari cinta dan

kasih terhadap para tamu nya. Para karyawan ini

membina suatu hubungan dengan para tamu nya

sedemikian rupa, sehingga para tamu tidak hanya

merasa bahwa mereka pasti kembali lagi, tetapi juga

berharap membawa teman-teman mereka. Jelas,

betapa metode ini efektif dalam menarik para

pelanggan baru.

Ia menambahkan:

Perilaku yang baik tidak begitu memainkan peranan

penting di sepanjang sejarah dibandingkan dengan

saat ini. Ia telah menjadi modal bagi orang-orang

yang hendak membawa kebahagiaan dan

keberhasilan dalam hidup mereka.

Imam Ja'far a.s. memasukkan sifat ceria di antara tanda-
tanda seseorang yang berakal. Beliau berkata:

Orang-orang yang memiliki akal yang paling

sempurna di antara manusia, adalah orang-orang

yang memiliki tingkah laku yang paling baik.

(Wasa'il Asy-Syi'ah, jilid II, hal. 201)

Samuel Smiles berkata:

Sejarah menunjukkan kepada kita, bahwa orang-
orang yang paling jenius adalah orang-orang yang

bahagia dan optimis, karena mereka menyadari

makna hidup yang sesungguhnya, dan mereka

mencoba mewujudkan akal budi mereka di dalam

daging mereka. Bila seseorang berpikir tentang

berbagai prestasi mereka, secara jelas dapat

dipahami jiwa dan pemikiran mereka yang sehat

serta kebaikan dan antusiasme mereka. Orang-orang

yang berjiwa besar dan orang-orang yang paling

cerdas memiliki wajah ceria dan bahagia. Tingkah

laku mereka merupakan teladan bagi orang-orang

yang setia kepada mereka, dan terpengaruh oleh

tingkah laku mereka, karenanya mengikuti sinar

kebaikan mereka dan kebahagiaan yang alami.

Yang mulia Rasulullah Saw. bersabda:

"Sifat yang paling penting yang akan membawa

umat ke surga, adalah takut kepada Allah dan Akhlak

yang mulia."

(Wasa'il Asy-Syi'ah, jilid II, hal. 221)

Maka dari itu, adalah suatu kewajiban atas siapa pun yang

mempunyai akal, dan yang berkeinginan untuk membina

hidup mulia untuk mencapai modal spiritual yang tak ternilai

ini, yaitu akhlak yang baik. Untuk menghapus sifat yang tidak

diinginkan, manusia membutuhkan dorongan yang sungguh-
sungguh untuk mencapai tujuan ini. Pandangan sekilas

terhadap orang-orang yang merugi -yakni yang memiliki

perilaku buruk- akan memberikan dorongan kepada nya

untuk berjuang keras menghapus perilaku-perilaku buruk

semacam itu.


di Ambil dari ebook
PSIKOLOGI ISLAM

Membangun Kembali Moral Generasi Muda

 karya Sayyid Mujtaba Musavi Lari

Friday 10 January 2014

Rasa Benci

Berbagai watak tertentu dan kebiasaan-kebiasaan yang tidak

dikehendaki akan melemahkan ikatan cinta, bahkan kadang-
kadang memutuskan hubungan yang baik. Individu-individu

yang berwatak keras, yang tidak mampu memelihara cinta

orang lain, sebenarnya membangun dinding yang tidak dapat

dihancurkan di antara mereka dan masyarakat nya; ia

menghalangi mereka dalam menyadari adanya sinar cinta.

Oleh karenanya, watak buruk itu menghancurkan dasar

kebahagiaan dan menghilangkan watak manusia yang

sesungguhnya.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa perilaku-perilaku yang tidak

baik dapat menjauhkan manusia satu sama lain. Perilaku

buruk memaksa manusia untuk meninggalkan berbagai

kemampuan nya, yang sebenarnya sangat berguna dalam

memajukan mereka kepada suatu kehidupan yang sopan dan

mulia.

Perlu lah bagi seseorang yang hendak berhubungan dengan

masyarakat nya, untuk terlebih dahulu menyadari tentang

seni berhubungan (the art of interaction), dan setelah

memahami nya, gunakan lah sesuai dengan peraturan-
peraturan sosial yang dapat diterima. Tanpa adanya proses

ini seseorang tidak dapat hidup secara harmonis dengan

masyarakat nya, serta tidak dapat mendorong tingkah laku

antar pribadi dalam masyarakat menuju kesempurnaan. Oleh

karena itu, akhlak yang baik merupakan landasan utama

kebahagiaan umat manusia. Akhlak yang baik juga

merupakan faktor penting dalam memperbaiki kepribadian

seseorang.

Sebenarnya, akhlak yang baik mendorong manusia untuk

dapat menggunakan berbagai kemampuan nya, dan menjadi

sesuatu yang efektif dalam mengelola masyarakat. Tidak ada

watak atau sifat lain yang sebanding dengan akhlak yang baik

dalam menarik cinta dan kasih sayang orang lain, serta dalam

mengurangi penderitaan yang mungkin dihadapi dalam

kehidupan ini.

Orang-orang yang memiliki perilaku seperti ini tidak

menampakkan rasa sedih nya kepada orang lain. Orang-

orang seperti ini berjuang menciptakan suatu pelangi

kebahagiaan dan kasih sayang di sekeliling diri mereka,

sehingga orang lilin yang berhubungan dengan mereka lupa

akan penderitaan nya, karena mereka membuat orang lain

merasa tenteram dan aman. Meskipun mereka mengalami

berbagai kesulitan, namun mereka tetap menampilkan

ketenteraman dalam diri mereka sendiri. Oleh karenanya,

sikap ini meningkatkan mereka dalam meraih keberhasilan

dan kemenangan.

Bagi semua orang, akhlak mulia merupakan umur yang kuat

dalam memelihara keberhasilan. Tidak perlu kami katakan,

bahwa keberhasilan suatu perusahaan komersial secara

langsung berkaitan dengan tingkah laku yang baik dari para

karyawan nya.

Seorang manajer sebuah perusahaan yang memiliki perilaku

yang baik, biasanya aktif dan banyak memperoleh hubungan

atau koneksi-koneksi penting dan vital. Kesimpulan nya,

perilaku yang baik merupakan rahasia yang dapat membuat

seseorang dapat diterima orang lain. Orang tidak suka

terhadap sifat buruk seseorang, tidak peduli apa pun

kedudukan nya. Berkenaan dengan ini, seorang sarjana Barat

menulis pengalaman nya sebagai berikut:

"Suatu hari aku memutuskan untuk melakukan eksperimen

tentang bagaimana wajah yang penuh perhatian dan

kegembiraan berpengaruh dalam hidup ku. Sebelumnya, hari

itu aku merasa sedih dan tertekan, akhirnya pagi itu aku

meninggalkan rumah dengan niat untuk bergembira. Aku

mengerti, menurut pengalaman ku selama ini, bahwa wajah

yang penuh perhatian dan penuh kegembiraan mampu

memberi ku kekuatan. Aku ingin mencoba apakah diriku juga

mampu mempengaruhi orang lain dengan cara yang sama.

Aku ulangi hal ini terus menerus sambil bekerja, yakni

ketetapan ku agar menjadi orang yang penuh perhatian dan

berwajah ceria; aku bahkan meyakinkan diri, bahwa aku

adalah orang yang sangat beruntung. Alhasil, aku merasakan

suatu perasaan bahagia. merasuki tubuh ku. Aku seolah-olah

sedang terbang melayang. Aku memandang ke sekeliling ku

dengan senyum lebar di wajah ku; aku masih melihat wajah-
wajah di sekeliling ku yang menampakkan ciri-ciri kesedihan.

Haiku terbakar melihat orang-orang ini, dan aku berharap

dapat memberi mereka secercah sinar dari dalam hati ku.

"Pagi itu aku memasuki kantor dan memberi salam kepada

akuntan dengan cara yang tidak seperti biasanya.

Sebelumnya jarang sekali aku tersenyum, dan tidak pernah

menyambut mereka dengan cara seperti ini. Sang akuntan

memberikan salam yang hangat dan ramah. Pada saat itu aku

merasa bahwa kebahagiaan ku benar-benar mempengaruhi

nya.

"Presiden di tempat aku bekerja ada orang yang tidak pernah

mengangkat kepala nya bila berbicara dengan orang lain; ia

tidak ramah. Pada hari itu, dengan kasar ia memarahi ku,

bahkan hampir setiap hari. Aku tidak tahan dengan hal ini,

karena ketetapan ku bahwa aku tidak ingin terganggu oleh

apa pun juga. Aku pun menjawab dengan cara yang dapat

membuat kerut di wajah nya hilang. Ini merupakan kejadian

yang kedua kalinya pada hari itu. Kemudian pada hari itu juga

aku berusaha untuk tetap bersikap penuh perhatian dan

berwajah ceria.

"Aku pun mampu mempraktekkan cara ini terhadap keluarga

ku sehingga membawa hasil yang positif. Walhasil aku

menjadi aktif, bahagia dan membuat orang lain di sekeliling

ku merasakan hal yang serupa.

"Hal ini juga mungkin bagi Anda. Bertemu dengan orang Jain

dengan wajah ceria, pasti bunga-bunga kebahagiaan akan

mekar dalam kehidupan Anda, seperti bunga mawar yang

berkembang di musim semi, dan Anda akan banyak

memperoleh sahabat yang membawa kedamaian dan

ketenangan kepada kehidupan Anda selama-lamanya".

Tiada seorang pun dapat menyangkal pengaruh besar sikap

ini dalam melembutkan hati musuh. Rasa hormat dan

perilaku yang baik juga memainkan peranan penting dalam

meyakinkan lawan agar tunduk kepada ideologi.

Dalam hal ini penulis Barat lainnya mengatakan:

"Semua gerbang terbuka bagi orang-orang yang berwajah

ceria dan berperilaku mulia, sedang bagi orang-orang yang

berkelakuan buruk, harus mendobrak gerbang itu untuk

membuka nya, seperti para gangster. Yang terbaik di antara

berbagai persoalan adalah hal-hal yang berhubungan dengan

kebaikan, akhlak yang baik, dan keceriaan".

Selain itu saya ingin menambahkan, bahwa perilaku yang

baik itu menjamin kebahagiaan danmembimbing tingkah

laku yang baik menuju kesempurnaan; tetapi hanya jika cara-
cara dan perilaku seperti ini benar-benar mengakar ke dalam

lubuk hati seseorang yang jauh dari sifat munafik dan pura-
pura.

Dengan kata lain, perasaan cinta harus merupakan

manifestasi dari apa yang ada di dalam hati. Penampilan nya

di luar tidak perlu mencerminkan apa yang tersembunyi di

dalam hatinya. Mungkin saja beberapa perilaku baik

seseorang bertentangan dengan hatinya yang terganggu dan

tersesat. Memang banyak orang-orang jahat menghiasi diri

mereka dengan pakaian malaikat, dengan cara itu mereka

menyembunyikan wajah yang menakutkan di balik tirai

kecantikan.


di Ambil dari ebook
PSIKOLOGI ISLAM

Membangun Kembali Moral Generasi Muda

 karya Sayyid Mujtaba Musavi Lari