Thursday 4 September 2014

Pindahkan Makam Nabi, Saudi Sumpahi Bakal Hancur

TEMPO.CO, Jambi - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi menyatakan Arab Saudi akan hancur jika mengikuti keinginan kelompok Wahabi. Atau, kata dia, mengikuti siapa pun yang ingin memindahkan makam Nabi Muhammad SAW dari Masjid Nabawi ke tempat lain.

"Saudi bakal hancur jika itu dituruti," kata Hasyim kepada pers seusai tampil dalam forum Halaqah Pimpinan Pondok Pesantren dan Tokoh Pendidikan Islam di Jambi, Rabu, 3 September 2014. (Baca: Makam Nabi Muhammad Akan Dipindahkan)

Menurut Hasyim, gagasan memindahkan makam Nabi harus ditentang oleh seluruh umat Muslim di dunia. Ia membenarkan, sejak beberapa tahun lalu mengemuka rencana pemindahan makam Nabi Muhammad yang dilatarbelakangi pemikiran Wahabiyah.

Bahkan, katanya, seluruh situs-situs yang bersejarah di wilayah Arab Saudi akan dihancurkan. Alasannya, dalam pandangan Wahabiyah keberadaan situs itu bisa menimbulkan syirik. Padahal, menurut Hasyim, itu tidak betul karena justru situs-situs itu penting untuk sejarah. Kalau keinginan itu diulang terus, seluruh umat Islam di dunia harus menentang.

Menurut dia, pemerintah Indonesia bersama kekuatan organisasi Islam lainnya harus menolak, termasuk Majelis Ulama Indonesia dan seluruh ulama di Indonesia. Hasyim menilai rencana pemindahan makam Nabi Muhammad itu dapat dimungkinkan sebagai manuver dari kelompok tertentu untuk menimbulkan keguncangan di kalangan umat Islam.

Salah satu Ketua PBNU Masdar Farid menantang kelompok yang berupaya memindahkan makam Nabi Muhammad sekalian menghilangkan ayat Al-Quran. Menurutnya, hampir 85 persen isi Al-Quran adalah sejarah. Makam Nabi, Ka'bah, Masjidil Haram, dan lainnya adalah bukti sejarah peradaban Islam. "Apa mereka ingin menghapus memori kolektif umat Islam?" kata Masdar saat dihubungi Rabu, 3 September 2014.

Andai memori kolektif umat seperti monumen dan tempat bersejarah diubah, kata dia, maka kelak peradaban Islam sulit ditelusuri. "Hilangkan sekalian ayat Al Quran yang berisi sejarah." Penghancuran terhadap petilasan tersebut, kata dia, bisa membuat umat Islam ahistoris. "Biasanya orang ahistoris ini narsis. Inginnya hidup sendiri," kata dia.

Ia mengkategorikan kelompok Wahabi tersebut sebagai kaum yang tak menghargai kearifan budaya lokal. Rencana pembongkaran dan pemindahan makam Nabi Muhammad SAW kembali mengemuka seiring munculnya dokumen konsultasi yang dipimpin akademisi terkemuka Arab Saudi. Dokumen setebal 60 halaman tersebut belakangan sudah dimuat di jurnal kerajaan dan harian The Independent, yang kemudian dipublikasikan oleh beberapa media lainnya.

MUHAMMAD MUHYIDDIN | ANTARA

0 komentar:

Post a Comment