Dalam kehidupan nya yang tidak stabil, manusia lebih
membutuhkan kestabilan ketimbang hal-hal lainnya. Orang-
orang yang mengikutsertakan diri mereka dalam perjuangan
demi mencapai berbagai tujuan, bila tidak diperlengkapi
dengan senjata kestabilan akan menemui kegagalan dan
kekalahan. Sebenarnya, jika tanggung jawab seseorang
bertambah, kebutuhan nya terhadap kestabilan dan
ketenangan pun bertambah pula. Atas dasar kenyataan ini,
menjadi tugas setiap insan untuk mempelajari bagaimana
menghindari kegelisahan dan kembali kepada kestabilan dan
ketenangan.
Perjuangan untuk memperoleh harta, kekuasaan, popularitas
dan berbagai pendapatan materi lainnya, tidak lain
merupakan kebohongan atau dusta belaka. Usaha-usaha
yang dibuat untuk ini akan mengarah kepada sesuatu yang
sia-sia, karena, kebahagiaan manusia terletak di dalam
jiwanya, seperti juga mata air kesengsaraan di lubuk hati
yang terdalam. Menurut Amirul Mukminin a.s., obat untuk ini
ada di dalam jiwa manusia itu sendiri, kita tidak dapat
menemukan dampak yang sama dari pengaruh luar; ia
terletak di dalam sumber-sumber kekuatan jiwa manusia.
Karena pengaruh-pengaruh dari luar itu bersifat sementara,
jadi tidaklah mungkin akan menuntun manusia kepada
kepuasan sepenuhnya.
Apictatus berkata:
Biarlah orang mengetahui bahwa mereka tidak dapat
menemukan kebahagiaan dan keberuntungan di
tempat-tempat yang secara sembarang mereka cari
sendiri-sendiri. Kebahagiaan yang sesungguhnya
tidak terletak dalam kekuasaan dan kemampuan
seseorang.
Baik Mirad maupun Aglius adalah orang-orang yang
sengsara, meskipun mereka memiliki kekuasaan yang
besar. Demikian pula, kebahagiaan tidak terletak
pada harta dan jumlah uang yang banyak. Croesus
misalnya, tidak bahagia sekalipun ia memiliki harta
dan kekayaan tak terhingga. Kebahagiaan juga tidak
dapat dicapai melalui kekuasaan pemerintahan atau
dengan cekikan-cekikan politik. Kaisar-kaisar Romawi
tidak merasa bahagia, meskipun mereka memiliki
kekuasaan yang besar.
Sebenarnya, kebahagiaan tidak dapat dicapai melalui
hal-hal tersebut di atas. Nero, Sandnapal dan
Aghamnin, dikenal dengan tangisan mereka yang
terus menerus, karena mereka adalah seperti mainan
di tangan kemalangan. Mereka juga memiliki segala
harta, kekuasaan dan popularitas. Oleh karena itu,
manusia harus mencari kebahagiaan yang
sesungguhnya di dalam jiwa dan kesadaran mereka
sendiri.
Kita harus mengakui, bahwa pemecahan untuk berbagai
persoalan yang tak terpecahkan di alam ini. dan kemajuan
yang pesat dalam dunia industri, tidaklah cukup untuk
membawa kepada suatu kehidupan yang bebas dari rasa
khawatir. Mesin baru ini bukan hanya tidak mampu
mengurangi jumlah penderitaan di dunia ini, terapi juga telah
menimbulkan berbagai problema baru dan berbagai
ketidakpastian.
Oleh karana itu, untuk membebaskan diri kita dari derita
hidup yang terus menerus, dan dari kemungkinan awan
hitam yang menggelapi jiwa kita, diperlukan pikiran yang
terbimbing dan benar. Pikiran dapat mengamankan
kebahagiaan manusia, ia juga sanggup membawa berbagai
kemajuan dalam kehidupan material kita. Di sini lah kekuatan
berpikir secara jelas terwujud, dan menunjukkan
pengaruhnya yang mengagumkan atas kehidupan manusia.
Pikiran yang jernih merupakan mata air yang mengalir deras,
yang membawa manusia kepada derajat yang lebih mulia
ketimbang pendapatan materi, ia juga dapat
memperkenalkan manusia kepada dunia baru yang luas.
Pemikiran yang benar mencegah para cendekiawan agar
tidak menjadi mainan di bawah penguasaan uang. Orang-
orang yang kemampuan berpikirnya tumbuh menjadi pusat
eksistensi, dengan tabah dapat berdiri tegak ketika
penderitaan menimpanya dan mereka mengambil cara
pandang yang positif.
Untuk mengamankan diri kita agar tidak menjadi korban
berbagai macam peristiwa, dan untuk melindungi diri kita
dari gelombang kelalaian dan pemikiran yang berlebih-
lebihan, maka kita harus membangun suam pola berpikir bagi
diri kita, sehingga dengan cara itu kita dapat memutuskan
arah menentukan sikap dan tingkah laku kita. Oleh
karenanya, kita dapat membimbing jiwa kita kepada
pemikiran yang benar yang dapat melengkapi kita dengan
kekuatan rohani untuk mengalahkan kegelisahan.
Seorang sarjana Barat berkata:
Mungkin kita tidak sanggup memilih orang-orang
yang sikap dan cara berpikirnya mirip seperti kita,
tetapi kita bebas untuk memilih cara berpikir kita.
Kita adalah hakim atas pikiran kita. Kita dapat
memilih pertimbangan manakah yang tepat. Sebab-
sebab dan pengaruh yang datang dari luar yang kita
perhatikan bukanlah bagian dari kita, bahwa itu
semua dapat mengontrol dan memaksa kita untuk
berpikir dengan suatu cara tertentu. Oleh karena itu,
kita harus memilih cara berpikir yang benar dan
menyingkirkan cara berpikir yang merugikan. Jiwa
kita diarahkan kepada jalan pemikiran kita. Dengan
kata lain, berbagai pemikiran kita mengarahkan kita
dengan suatu cara yang ia kehendaki; oleh karena
itu, jangan sampai kira membiarkan diri kita
mengambil segala pemikiran yang buruk. Pemikiran
semacam ini dapat menangkap kita, dan menjadikan
kita sebagai korban berbagai macam kesengsaraan
yang berbeda-beda. Kita harus berjuang secara terus
menerus guna meraih kesempurnaan, dan mencapai
berbagai cita-cita yang paling mulia dan berbagai
tujuan yang paling agung, karena rahasia
keberhasilan dan kebahagiaan hanya terletak dalam
pemikiran yang benar.
membutuhkan kestabilan ketimbang hal-hal lainnya. Orang-
orang yang mengikutsertakan diri mereka dalam perjuangan
demi mencapai berbagai tujuan, bila tidak diperlengkapi
dengan senjata kestabilan akan menemui kegagalan dan
kekalahan. Sebenarnya, jika tanggung jawab seseorang
bertambah, kebutuhan nya terhadap kestabilan dan
ketenangan pun bertambah pula. Atas dasar kenyataan ini,
menjadi tugas setiap insan untuk mempelajari bagaimana
menghindari kegelisahan dan kembali kepada kestabilan dan
ketenangan.
Perjuangan untuk memperoleh harta, kekuasaan, popularitas
dan berbagai pendapatan materi lainnya, tidak lain
merupakan kebohongan atau dusta belaka. Usaha-usaha
yang dibuat untuk ini akan mengarah kepada sesuatu yang
sia-sia, karena, kebahagiaan manusia terletak di dalam
jiwanya, seperti juga mata air kesengsaraan di lubuk hati
yang terdalam. Menurut Amirul Mukminin a.s., obat untuk ini
ada di dalam jiwa manusia itu sendiri, kita tidak dapat
menemukan dampak yang sama dari pengaruh luar; ia
terletak di dalam sumber-sumber kekuatan jiwa manusia.
Karena pengaruh-pengaruh dari luar itu bersifat sementara,
jadi tidaklah mungkin akan menuntun manusia kepada
kepuasan sepenuhnya.
Apictatus berkata:
Biarlah orang mengetahui bahwa mereka tidak dapat
menemukan kebahagiaan dan keberuntungan di
tempat-tempat yang secara sembarang mereka cari
sendiri-sendiri. Kebahagiaan yang sesungguhnya
tidak terletak dalam kekuasaan dan kemampuan
seseorang.
Baik Mirad maupun Aglius adalah orang-orang yang
sengsara, meskipun mereka memiliki kekuasaan yang
besar. Demikian pula, kebahagiaan tidak terletak
pada harta dan jumlah uang yang banyak. Croesus
misalnya, tidak bahagia sekalipun ia memiliki harta
dan kekayaan tak terhingga. Kebahagiaan juga tidak
dapat dicapai melalui kekuasaan pemerintahan atau
dengan cekikan-cekikan politik. Kaisar-kaisar Romawi
tidak merasa bahagia, meskipun mereka memiliki
kekuasaan yang besar.
Sebenarnya, kebahagiaan tidak dapat dicapai melalui
hal-hal tersebut di atas. Nero, Sandnapal dan
Aghamnin, dikenal dengan tangisan mereka yang
terus menerus, karena mereka adalah seperti mainan
di tangan kemalangan. Mereka juga memiliki segala
harta, kekuasaan dan popularitas. Oleh karena itu,
manusia harus mencari kebahagiaan yang
sesungguhnya di dalam jiwa dan kesadaran mereka
sendiri.
Kita harus mengakui, bahwa pemecahan untuk berbagai
persoalan yang tak terpecahkan di alam ini. dan kemajuan
yang pesat dalam dunia industri, tidaklah cukup untuk
membawa kepada suatu kehidupan yang bebas dari rasa
khawatir. Mesin baru ini bukan hanya tidak mampu
mengurangi jumlah penderitaan di dunia ini, terapi juga telah
menimbulkan berbagai problema baru dan berbagai
ketidakpastian.
Oleh karana itu, untuk membebaskan diri kita dari derita
hidup yang terus menerus, dan dari kemungkinan awan
hitam yang menggelapi jiwa kita, diperlukan pikiran yang
terbimbing dan benar. Pikiran dapat mengamankan
kebahagiaan manusia, ia juga sanggup membawa berbagai
kemajuan dalam kehidupan material kita. Di sini lah kekuatan
berpikir secara jelas terwujud, dan menunjukkan
pengaruhnya yang mengagumkan atas kehidupan manusia.
Pikiran yang jernih merupakan mata air yang mengalir deras,
yang membawa manusia kepada derajat yang lebih mulia
ketimbang pendapatan materi, ia juga dapat
memperkenalkan manusia kepada dunia baru yang luas.
Pemikiran yang benar mencegah para cendekiawan agar
tidak menjadi mainan di bawah penguasaan uang. Orang-
orang yang kemampuan berpikirnya tumbuh menjadi pusat
eksistensi, dengan tabah dapat berdiri tegak ketika
penderitaan menimpanya dan mereka mengambil cara
pandang yang positif.
Untuk mengamankan diri kita agar tidak menjadi korban
berbagai macam peristiwa, dan untuk melindungi diri kita
dari gelombang kelalaian dan pemikiran yang berlebih-
lebihan, maka kita harus membangun suam pola berpikir bagi
diri kita, sehingga dengan cara itu kita dapat memutuskan
arah menentukan sikap dan tingkah laku kita. Oleh
karenanya, kita dapat membimbing jiwa kita kepada
pemikiran yang benar yang dapat melengkapi kita dengan
kekuatan rohani untuk mengalahkan kegelisahan.
Seorang sarjana Barat berkata:
Mungkin kita tidak sanggup memilih orang-orang
yang sikap dan cara berpikirnya mirip seperti kita,
tetapi kita bebas untuk memilih cara berpikir kita.
Kita adalah hakim atas pikiran kita. Kita dapat
memilih pertimbangan manakah yang tepat. Sebab-
sebab dan pengaruh yang datang dari luar yang kita
perhatikan bukanlah bagian dari kita, bahwa itu
semua dapat mengontrol dan memaksa kita untuk
berpikir dengan suatu cara tertentu. Oleh karena itu,
kita harus memilih cara berpikir yang benar dan
menyingkirkan cara berpikir yang merugikan. Jiwa
kita diarahkan kepada jalan pemikiran kita. Dengan
kata lain, berbagai pemikiran kita mengarahkan kita
dengan suatu cara yang ia kehendaki; oleh karena
itu, jangan sampai kira membiarkan diri kita
mengambil segala pemikiran yang buruk. Pemikiran
semacam ini dapat menangkap kita, dan menjadikan
kita sebagai korban berbagai macam kesengsaraan
yang berbeda-beda. Kita harus berjuang secara terus
menerus guna meraih kesempurnaan, dan mencapai
berbagai cita-cita yang paling mulia dan berbagai
tujuan yang paling agung, karena rahasia
keberhasilan dan kebahagiaan hanya terletak dalam
pemikiran yang benar.
di Ambil dari ebook
PSIKOLOGI ISLAM
Membangun Kembali Moral Generasi Muda
karya Sayyid Mujtaba Musavi Lari
Membangun Kembali Moral Generasi Muda
karya Sayyid Mujtaba Musavi Lari
0 komentar:
Post a Comment