Demikian pula, dalam sistem tubuh yang rusak karena
berbagai macam penyakit, keharmonisan pemikiran yang
dimiliki seseorang juga akan rusak karena berbagai faktor
yang berbeda-beda dan sifat-sifat yang buruk. Meskipun ada
kekuatan berpikir, namun ia tidak dapat berdiri sendiri dan
tidak bebas dari sikap perilaku seseorang. Oleh karena itu,
manusia hanya dapat merasa bahagia bila ia melaksanakan
cara-cara yang baik yang sesuai dengan pemikiran, sikap dan
antusiasnya. Adalah tanggung jawab manusia untuk
mencabut akar dari sifat-sifat yang menggelapi kesenangan
dan kebahagiaannya.
Dua unsur yang membantu menciptakan pemikiran yang
harmonis adalah optimisme dan pandangan positif terhadap
kehidupan dan lain-lainnya. Optimisme dan harapan-harapan
yang positif tentang hal-hal di sekeliling Anda, merupakan
jaminan kesenangan atas mereka yang hidup dalam
lingkungan kemanusiaan.
Lawan dari optimisme adalah pesimisme dan pikiran yang
buruk tentang sesuatu: sifat ini menjaga kemampuan berpikir
secara benar dan mengurangi kemampuan untuk bergerak ke
arah kesempurnaan. Sifat optimis dapat digambarkan
sebagai cahaya dalam kegelapan dan memperluas wawasan
berpikir. Dengan optimisme, cinta akan kebaikan tumbuh di
dalam diri manusia, dan menumbuhkan perkembangan baru
dalam pandangan nya tentang kehidupan. Ia memberi
kemampuan kepada manusia untuk melihat warna
kehidupan menjadi lebih indah, karena ia memiliki
kemampuan untuk mengamati semua orang dengan suatu
sinar dan kekuatan baru guna memutuskan secara sama dan
adil satu sama lain. Derita orang yang optimis akan sirna dan
harapannya bertambah, jika memelihara bubungan lahiriah
dan batiniah dengan berbagai macam unsur masyarakat
melalui perilaku yang paling baik.
Tidak ada satu penyebab pun yang mampu mengurangi
jumlah problema dalam kehidupan manusia seperti yang
diperankan optimisme. Ciri-ciri kebahagiaan itu lebih rampak
pada wajah-wajah orang yang optimis, tidak saja dalam hal
kepuasan tetapi juga seluruh kehidupan, baik dalam situasi
yang positif maupun negatif. Di setiap saat sinar kebahagiaan
menerangi jiwa orang yang optimis.
Kebutuhan untuk memperoleh kepercayaan orang lain itu
penting. Agar kepercayaan itu ada di antara individu, maka
sikap optimis itu haruslah menjadi bagian dari kehidupan
mereka. Ini merupakan fakta yang memiliki pengaruh
langsung atas kebahagiaan individu dan masyarakat.
Kepercayaan di antara para anggota masyarakat merupakan
sebab yang penting dalam memajukan masyarakat tersebut.
Lawan dari sifat ini adalah curiga; kecurigaan selalu dapat
menjadi unsur yang merusak di masa mendatang.
Komunikasi yang lebih dalam antara berbagai macam unsur
dalam masyarakat akan membawa perkembangan dan
kemajuan lebih cepat. Di antara akibat dari sikap optimis
adalah keharmonisan, kerja sama atau gotong royong dan
kepercayaan. Selain itu, kedamaian dalam kehidupan sosial
hanya dapat dinikmati jika hubungan antara para anggota
nya dibangun atas dasar kasih sayang, serta kepercayaan dan
prasangka-prasangka yang baik terhadap sesama nya.
Seorang sarjana yang bergelut dalam bidang ini berkata:
Prasangka baik itu merupakan suatu ciri dari
kepercayaan, dan tiada yang bisa diraih tanpa
kepercayaan dan harapan.
Bila kepercayaan seseorang bertambah kepada orang lain,
maka kepercayaan kepada dirinya pun bertambah, ini adalah
salah satu di antara kejadian yang pasti terjadi dalam
masyarakat. Hingga di sini jangan sampai kita tidak
mengetahui, bahwa ada suatu perbedaan besar antara sifat
optimis dan percaya kepada. orang lain, serta lekas percaya
yang tiada alasan. Kepercayaan bukanlah berarti bahwa
seorang muslim harus sepenuhnya tunduk kepada orang
yang tidak ia kenal, atau mendengarkan apa yang mereka
katakan tanpa menyelidiki yang sebenarnya dan mengujinya.
Sebaliknya, kita tidak dapat menyamaratakan konsep
kepercayaan dengan memasukkan orang-orang yang secara
jelas kejahatan dan kezaliman mereka. Dengan kata lain,
kepercayaan memiliki kekecualian dan harus memisahkan
beberapa anggota masyarakat di bawah kondisi-kondisi
tertentu. Sebenarnya, orang yang penuh kepercayaan akan
mempraktekkan penelitian yang cermat, dan menelaah
berbagai kesimpulan yang diharapkan dalam setiap masalah.
Oleh karana itu, tingkah laku nya dibangun di atas jalan
pencegahan dan kehati-hatian, dan berbagai tindakannya
bergantung kepada pengujian yang hati-hati dan pemikiran
yang mendalam.
berbagai macam penyakit, keharmonisan pemikiran yang
dimiliki seseorang juga akan rusak karena berbagai faktor
yang berbeda-beda dan sifat-sifat yang buruk. Meskipun ada
kekuatan berpikir, namun ia tidak dapat berdiri sendiri dan
tidak bebas dari sikap perilaku seseorang. Oleh karena itu,
manusia hanya dapat merasa bahagia bila ia melaksanakan
cara-cara yang baik yang sesuai dengan pemikiran, sikap dan
antusiasnya. Adalah tanggung jawab manusia untuk
mencabut akar dari sifat-sifat yang menggelapi kesenangan
dan kebahagiaannya.
Dua unsur yang membantu menciptakan pemikiran yang
harmonis adalah optimisme dan pandangan positif terhadap
kehidupan dan lain-lainnya. Optimisme dan harapan-harapan
yang positif tentang hal-hal di sekeliling Anda, merupakan
jaminan kesenangan atas mereka yang hidup dalam
lingkungan kemanusiaan.
Lawan dari optimisme adalah pesimisme dan pikiran yang
buruk tentang sesuatu: sifat ini menjaga kemampuan berpikir
secara benar dan mengurangi kemampuan untuk bergerak ke
arah kesempurnaan. Sifat optimis dapat digambarkan
sebagai cahaya dalam kegelapan dan memperluas wawasan
berpikir. Dengan optimisme, cinta akan kebaikan tumbuh di
dalam diri manusia, dan menumbuhkan perkembangan baru
dalam pandangan nya tentang kehidupan. Ia memberi
kemampuan kepada manusia untuk melihat warna
kehidupan menjadi lebih indah, karena ia memiliki
kemampuan untuk mengamati semua orang dengan suatu
sinar dan kekuatan baru guna memutuskan secara sama dan
adil satu sama lain. Derita orang yang optimis akan sirna dan
harapannya bertambah, jika memelihara bubungan lahiriah
dan batiniah dengan berbagai macam unsur masyarakat
melalui perilaku yang paling baik.
Tidak ada satu penyebab pun yang mampu mengurangi
jumlah problema dalam kehidupan manusia seperti yang
diperankan optimisme. Ciri-ciri kebahagiaan itu lebih rampak
pada wajah-wajah orang yang optimis, tidak saja dalam hal
kepuasan tetapi juga seluruh kehidupan, baik dalam situasi
yang positif maupun negatif. Di setiap saat sinar kebahagiaan
menerangi jiwa orang yang optimis.
Kebutuhan untuk memperoleh kepercayaan orang lain itu
penting. Agar kepercayaan itu ada di antara individu, maka
sikap optimis itu haruslah menjadi bagian dari kehidupan
mereka. Ini merupakan fakta yang memiliki pengaruh
langsung atas kebahagiaan individu dan masyarakat.
Kepercayaan di antara para anggota masyarakat merupakan
sebab yang penting dalam memajukan masyarakat tersebut.
Lawan dari sifat ini adalah curiga; kecurigaan selalu dapat
menjadi unsur yang merusak di masa mendatang.
Komunikasi yang lebih dalam antara berbagai macam unsur
dalam masyarakat akan membawa perkembangan dan
kemajuan lebih cepat. Di antara akibat dari sikap optimis
adalah keharmonisan, kerja sama atau gotong royong dan
kepercayaan. Selain itu, kedamaian dalam kehidupan sosial
hanya dapat dinikmati jika hubungan antara para anggota
nya dibangun atas dasar kasih sayang, serta kepercayaan dan
prasangka-prasangka yang baik terhadap sesama nya.
Seorang sarjana yang bergelut dalam bidang ini berkata:
Prasangka baik itu merupakan suatu ciri dari
kepercayaan, dan tiada yang bisa diraih tanpa
kepercayaan dan harapan.
Bila kepercayaan seseorang bertambah kepada orang lain,
maka kepercayaan kepada dirinya pun bertambah, ini adalah
salah satu di antara kejadian yang pasti terjadi dalam
masyarakat. Hingga di sini jangan sampai kita tidak
mengetahui, bahwa ada suatu perbedaan besar antara sifat
optimis dan percaya kepada. orang lain, serta lekas percaya
yang tiada alasan. Kepercayaan bukanlah berarti bahwa
seorang muslim harus sepenuhnya tunduk kepada orang
yang tidak ia kenal, atau mendengarkan apa yang mereka
katakan tanpa menyelidiki yang sebenarnya dan mengujinya.
Sebaliknya, kita tidak dapat menyamaratakan konsep
kepercayaan dengan memasukkan orang-orang yang secara
jelas kejahatan dan kezaliman mereka. Dengan kata lain,
kepercayaan memiliki kekecualian dan harus memisahkan
beberapa anggota masyarakat di bawah kondisi-kondisi
tertentu. Sebenarnya, orang yang penuh kepercayaan akan
mempraktekkan penelitian yang cermat, dan menelaah
berbagai kesimpulan yang diharapkan dalam setiap masalah.
Oleh karana itu, tingkah laku nya dibangun di atas jalan
pencegahan dan kehati-hatian, dan berbagai tindakannya
bergantung kepada pengujian yang hati-hati dan pemikiran
yang mendalam.
di Ambil dari ebook
PSIKOLOGI ISLAM
Membangun Kembali Moral Generasi Muda
karya Sayyid Mujtaba Musavi Lari
Membangun Kembali Moral Generasi Muda
karya Sayyid Mujtaba Musavi Lari
0 komentar:
Post a Comment